Monumen Proklamasi 17 Mei 1949, ialah monumen untuk
memperingati tentang Proklamasi rakyat di Kalimantan Selatan, yang Proklamasi
17 Mei 1949 merupakan suatu usaha mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia
(17 Agustus 1945) oleh rakyat di Kalimantan Selatan, yang menyatakan bahwa
wilayah Kalimantan Selatan merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Yang mana Monumen 17 Mei 1949 ini diresmikan tanggal 10
November 1986 oleh Gubernor kepala deirah TK.I Kalimantan Selatan yaiti
Ir.H.M.SAID.
Dalam
usaha mempertahankan kemerdekaan itu pada kenyataannya tidaklah mudah, karena
para pejuang harus melewati serangkaian perjuangan fisik dalam kurun waktu
tahun 1945-1949, yang dirasakan sangat berat karena para pejuang dihadapkan
untuk melawan pemerintah kolonial Belanda yang sangat kuat. Dari Monumen
Proklamasi 17 Mei 1949 di situ kita bisa melihat riwayat dari Pergerakan atau
perlawanan serta keinginan rakyat Indonesia Khususnya di Kalimantan Selatan
untuk Merdeka (terbebas dari semua hal-hal yang berbau penjajahan).
Maka dari
situlah Rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan berupaya untuk merdeka MERDEKA .
. . !!!
Kalau anda bisa Berkunjung ke Mounumen Proklamasi 17 Mei
1949 tersebut ada bisa melihat gambaran,iurama atau lukisan di samping kiri dan
kanan dari Monumen Proklamasi tersebut yang mana gambaran,iurama atau lukisan
itu menceritakan Divisi IV perjalanan
tentang usaha rakyat di Kalimantan Selatan untuk Merdeka.
- Yang mana bisa kita lihat pada iurama atau lukisan pertama
yang gambarnya seperti di samping ini
Dari gambar tersebut menceritakan pawai merah putih
se kalimantan selatan pada tanggal 10 oktober
1945, yang mana pawai merah putih ini menceritakan keinginan rakyat di
kalimantan selatan untuk tetap bersatu dalam Negara kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang mana sebelumnya terpisah, pawai merah putih itu merupakan refliksi
dari keinginan rakyat untuk bersatu di bawah kesatuan Negara Republik Indonesia
(NKRI).
- Dan berlanjut ke lukisan kedua yaitu Pertempuran 9 November
1945 di Banjarmasin
yaitu pertempuran di Banjarmasin melawan sekutu yang
bertepatan di dekat Polda Kel-sel pada saat ini, yang mana disitulan dulu
terjadi pertempuran 9 November 1945 bangsa Indonesia di Kalimantan Selatan
melawan sekutu.dan ada juga Monumen 9 November di Pengambangan Banua Anyar sama
seperti yang di kantor KPN tadi. Dan dari pertempuran melawan sekutu tersebut
maka dibangunlah sebuah Monumen 9 November 1945 di Banjarmasin yang mana
sekarang monumen tersebut telah tidak ada dan telah tergantikan dengan
dibangunnya kantor KPN, di kator KPN itulah dulunya ada sebuah Monumen Pertempuran
10 November 1945.
- Dan dari Pertempuran 9 November 1945 dilanjutkan ke lukisan
atau iurama ketiga yaiut
sebuah EKSPEDISI T.R.I. LAUT yang terjadi di pantai Batakan.
- Berlanjut ke gambar yang keempat yaitu pada 21 Desember 1948
yang mana gambarnya ialah sebagai berikut ini
di gambarkan atau diceritakan turunnya pasukan payung pertaman yang menjadi
cikal bakal TNI AU yang terjadi di PangkalanBun Kalimantan Tengah dan pada
tanggal 21 Desember 1948 ini terjadinya Pertempuran di Hawang Cilikriwut, dan
dari kejadian itu dibangunlah sebuah tugu di Bundaran Garuda PangkalanBun di
situ ada Monomen yang di atas monomen itu ada sebuah pesawat, monomen itu
peringatan sebagai pasukan terjun payung pertama yang menjadi cikal bakal pasukan
elit Angkatan Udara.
- Berlanjut ke iurama atau gambaran yang kelima yaitu
Proklamasi tanggal 17 Mei 1949
Dan pertempuran dimarkaskan di karang Jawa tahun 1949.
- Dan iurama atau
gambaran terakhir yang keenam yaitu Pengankatan TAD
Letkol Hasan Basry oleh pertahanan RI 2 September 1949.
Dan di tengah Monumen tersebut dituliskan Naskah Proklamasi
Kalimantan Selatan dan Naskah Proklamasi Negara republik indonesia.
s
ingkat
catatan tentang Proklamasi kalimantan Selatan Dalam bulan Maret 1949
berlangsung Rapat Umum bertempat di Malutu. Rapat ini dihadiri oleh
utusan-utusan dari daerah-daerah di Kalimantan Selatan. Dalam rapat ini
Budhigawis sebagai Komisaris Gerakan menjelaskan hal-hal mengenai organisasi,
susunannya, dan rencana perjuangan selanjutnya. Selanjutnya
terjadi beberapa kali rapat-rapat terbatas dalam rangka penyusunan organisasi.
Kemudian pada tanggal 9 ke 10 Mei 1949 berlangsung rapat di Durian Rabung (Padang
Batung) yang dihadiri Pimpinan Umum Hassan Basry, Kepala Staf H. Abrani
Sulaiman, Korektor Susunan Gusti Aman, P. Arya (Munir), Setia Budi, dan R.
Sukadani. Karena terjadi kontak senjata rapat diteruskan besoknya di Pagat
Batu, di mana Pimpinan Umum memberi petunjuk agar segala yang direncanakan dan
telah dimulai perencanaannya, yakni program perjuangan dan program perbaikan
ALRI Divisi IV tersebut, diteruskan di mana saja, dan apabila telah menjadi
keputusan/kebulatan pendapat supaya dibawa kepada Pimpinan Umum di Niih untuk
mendapatkan keputusan terakhir. Setelah
itu kelompok berpisah menjadi 3 bagian. Kelompok Hassan Basry ke Niih, Kelompok
H. Abrani Sulaiman dan Budhigawis menuju Kalinduku, Haruyan, dan kelompok Gusti
Aman, P. Arya, dan Hasnan Basuki ke Mandapai, Telaga Langsat, Haruyan.
Tiba
di Telaga Langsat Gusti Aman, P. Arya dan Hasnan Basuki meneruskan penyusunan
program kerja. Susunan yang dihasilkan Pemerintahan berbentuk Gubernur Tentara,
yaitu pemerintahan berbentuk militer sesuai dengan situasi perang. Karena pada
saat itu sudah diketahui pula tentang adanya Pemerintahan Darurat di Sumatera
(karena Yogyakarta Ibukota RI diduduki Belanda), maka perlu suatu pernyataan
atau proklamasi bahwa di Kalimantan Selatan telah berdiri suatu Pemerintahan
Militer sebagai persiapan menghadapi gagalnya Pemerintahan Darurat di Sumatera
serta gagalnya Pemerintahan Pelarian di New Delhi. Sehingga Kalimantan
dipersiapkan untuk dijadikan pusat Pemerintahan Republik Indonesia sebagai
usaha kelanjutan menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Selanjutnya
dalam rapat lanjutan tanggal 15 dan 16 Mei 1949 di Telaga Langsat yang juga
kemudian dihadiri H. Abrani Sulaiman dan Romansi, dibahas rumusan tentang teks
proklamasi, personalia pemerintahan, program kerja bidang politik dan ekonomi
yang akan dijalankan. Teks
proklamasi disusun bersama oleh Gusti Aman, P. Arya, H. Abrani Sulaiman dan
Budhigawis. H. Abrani Sulaiman menambahkan kata-kata “Kalau perlu diperjuangkan
sampai tetesan darah yang penghabisan “. Lengkapnya proklamasi berbunyi:
PROKLAMASI
Merdeka!
Dengan ini kami rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan
berdirinya Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI melingkupi seluruh daerah
Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Republik Indonesia untuk memenuhi isi
Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan
kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperjuangkan sampai tetesan darah
yang penghabisan.
Tetap Merdeka.
Kandangan, 17 Mei IV Rep….
Atas nama Rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan
dtt
Hassan Basry
Pagi-pagi tanggal 17 Mei 1949 Teks Proklamasi serta berkas
Susunan Personalia Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI dibawa untuk
ditandatangani Pimpinan Umum Hassan Basry yang berada di Niih oleh Gusti aman,
P. Arya, Hasnan Basuki dan seorang pembantu bernama Dahlan. Pukul 5 sore
rombongan tiba di Niih dan berjumpa dengan Pimpinan Umum Hassan Basry yang
didampingi ajudannya Tobelo. Rombongan menyerahkan barkas Proklamasi dan
berkas-berkas lainnya untuk dipelajari dan ditandatangani oleh Pimpinan Umum
Hassan Basry.
Proklamasi 17 Mei tidak ditandatangani dan dibacakan pada tanggal 17 Mei itu,
tetapi sekitar 3 hari kemudian dengan acara selamatan yang sederhana. Atas
permintaan Pimpinan Umum Hassan Basry teks Proklamasi dibacakan oleh P. Arya di
hadapan Pimpinan Umum Hassan Basry dan pimpinan AlRI lainnya. P. Arya yang
pernah diwawancarai juga lupa tanggalnya yang tepat. Selain teks Proklamasi
yang harus ditanda tangani oleh Pimpinan Umum Hassan Basry juga surat-surat
penting antara lain surat Kepada Delegasi Pemerintah RI di Jakarta, surat
Kepada Anggota Dewan Banjar yang dianggap progresif, dan berkas-berkas
berkaitan dengan Pemerintahan Militer ALRI yang baru dibentuk.
Teks Proklamasi 17 Mei 1949 secara resmi dibacakan oleh Pimpinan Umum Hassan
Basry dalam suatu upacara di Mandapai yang dihadiri oleh Pasukan Penggempur,
anggota Markas Pangkalan terdekat dan masyarakat setempat.
Selogan Para Pejuang
"Kami rela berkorban demi kemerdekaan nusa dan bangsa INDONESIA
"Kami bertikad meneruskan perjuangan untuk mewujudkan NEGARA INDONESIA yang ADIL dan MAKMUR
Gambar Monumen Proklamasi 17 Mei 1949
Kritik dan saran silahkan dinggalkan di kolom Komentar, terimakasih sudah berkunjung.
Sumber :
- Dosen Bapa Drs.Hairiyadi M.Hum ( Dosen saya )