Senin, 28 Oktober 2013

Kopdar Blogger Banua 27 Oktober 2013

Berawal dari tweet teman di twitter yang memberi info tentang kopdar blogger Banua tanggal 27 Oktober 2013 yang bertepatan sebagai hari Blogger Nasional saya pun tertarik untuk mengikuti acara kopdar tersebut. Saya tertarik mengikuti acara kopdar Blogger Banua tak lain dan tak bukan *bukan sulap bukan sihir*....! Yang mana kebiasaan dulu sewaktu aktif di jejaring sosial camfrog  www.camfrogerbanjarmasin.blogspot.com dulu kami juga sering mengadakan kopdar antar sesama pengguna Camfrog di Kalimantan Selatan. Dan hal lain membuat saya tertarik mengikuti acara blogger yang mana saya pertama nge'blog tahun 2009 dan blognya itu cuman asal buat akun, saya tidak tau cara desain dan tata cara penggunaan blog itu... ( cuman pengantar gan )!@#$%

''Cerita Saat Kopdar''

Minggu 27 Oktober 2013. Yang mana di undangan itu waktu kopdar jam 14:00 wita. 15 menit sebelum jam 14:00 saya pun berangkat dari kost, kost saya di Banjarmasin Utara (kayu tangi ujung/alalak utara) dan tempat kopdar di taman Kamboja Banjarmasin. Saya datang ke taman Kamboja jam 13:55 wita artinya saya datang sebelum waktu yang tertara di undangan tersebut, setelah sampai di TKP saya pun kebingugan soalnya dari Blogger Banua tidak ada satu orang pun yang saya kenal, dari sudut-kesudut taman Kemboja hanya pasangan muda-mudi yang menjalin asmara yang seakan-akan taman kamboja meilik merika berdua. Jadi saya pun kebingungan apakah sudah adakah anggota blogger banua di taman Kamboja tersebut???.... *oh ternyata tidak ada pemirsahhh* itu artinya saya orang pertama datang ke taman Kamboja. ''Okelah gk papa'' saya pun mencoba me'sms salah satu dari blogger banua dan ternyata dia masih di rumah. Wow ! Padahal sudah jam 14:00. Artinya? Biasa jam karet mungkin * maklumin *
jam sudah 14:30 anggota blogger pun sudah berdatangan dan berkumpul di bawah sebuah pohon, saya cuman bisa melihat dari kejauhan dan tidak berani mendekat karena saya tidak kenal, cuman hanya menduga-duga kalau itu anggota blogger banua. 15 menit kemudian teman saya me'sms saya menanyakan keberadaan saya, dan saya pun langsung me'nelpon teman saya yang mana teman saya itu si MrBahdur juga ikut dalam acara kopdar tersebut singkat cerita saya ketemu dengan dia dan saya menemui angguta blogger yang sedang duduk-duduk dibawah pohon. Kami berdua pun ikut gabung sembari salam-salaman kenal mengenal. Gak lama berbincang di situ ''Doarrrrrrrr bunyi ban pecah!!... Isssss petir maksudnya. Itu artinya akan turun hujan gak lama kemudian emang bener-bener turun hujan kami pun bergegas untuk pindah lokasi yaitu ke tempat salah satu cape gak jauh dari taman kamboja tersebut. Kamipun kesana semua sambil duduk-duduk dan perkenalan masing-masing yang ada di sana kecuali pelayan cape :D.....
Setelah itu dilanjutkan dengan acara tukeran kado, yang mana tukeran kado itu dalam bentuk kuis antara suara binatang dan nama binatang. Sayapun kena binatang ''Buaya'' dan saya tukeran sama yang pasangannya tersebut dan saya dapat kado juga :D.... itu kado dari ''Adittya Regas'' singkat cerita kamipun pulang kerumah masing-masing ittttssss saya nge'kost sesaat sampai ke kost saya langsung membuka kado tersebut yang mana berharap isinya adalah makanan setelah di buka...... Jengggg,,jenggg,,jengggg...... Apakah isinya???? Anda tau tau????..... Ada 3 isinya yaitu : 1 sabun, kapur barus, katambat kurik idung/telingga itu... Terimakasih Dit kadonya, lumayan sabon buat malam mingguan. Prifff  
Bersambung......

Minggu, 04 Agustus 2013

Asal Usul Sejarah Mudik

Dari mana kata "mudik" bermula. Bagaimana asal-
usulnya? Sesekali, menarik juga memahami sebuah
kata yang akhirnya menjadi budaya di negeri ini. Boleh
jadi, satu-satunya tradisi unik yang dilakukan hampir
seluruh orang dalam satu negara, sekaligus sebagai
fenomena mengagumkan di mata dunia. Setiap ahli punya opini sendiri tentang makna kata
"mudik". Kita akan lihat bersama beberapa pandangan
tersebut. Mudik dari Betawi? Dalam pergaulan masyarakat Betawi terdapat kata
"mudik" yang berlawanan dengan kata "milir". Bila
mudik berarti pulang, maka milir berarti pergi. Kata "milir" merupakan turunan dari "belilir" yang
berarti: pergi ke Utara. Dulu, tempat usaha banyak
berada di wilayah Utara - lihat sejarah Batavia dan
Sunda Kelapa. Karena itulah kata "mudik" bermakna:
Selatan. Pekerja Betawi pulang ke rumah atau mudik Sehubungan dengan kata ini, pendapat lain
mengungkapkan bahwa kaum urban di Sunda Kelapa
sudah ada sejak abad pertengahan. Orang-orang dari
luar Jawa mencari nafkah ke tempat ini, menetap dan
pulang kembali ke kampungnya saat hari raya Idul Fitri
tiba. Karena itulah, kata "mudik" dalam istilah Betawi juga mengartikan "menuju udik" (pulang kampung). Mudik, budaya Agraris? Ada pula pendapat mengatakan mudik merupakan
tradisi primordial masyarakat petani Jawa. Mereka
sudah mengenal tradisi ini bahkan jauh sebelum
Kerajaan Majapahit berdiri. Biasanya tujuan pulang kampung untuk membersihkan
pekuburan dan doa bersama kepada dewa-dewa di
kahyangan untuk memohon keselamatan kampung
halamannya yang rutin dilakukan sekali dalam setahun. Tradisi 'nyekar' masih terlihat hingga kini. Kebiasaan
membersihkan dan berdoa bersama di pekuburan
sanak keluarga sewaktu pulang kampung masih
banyak ditemukan di daerah Jawa. Mudik ada sejak nenek moyang? Bagaimana dengan pernyataan bahwa mudik telah ada
sejak zaman nenek moyang? Beberapa ahli mengaitkan
tradisi mudik ada, karena masyarakat Indonesia
merupakan keturunan Melanesia yang berasal dari
Yunan, Cina. Sebuah kaum yang dikenal sebagai
pengembara. Mereka menyebar ke berbagai tempat untuk mencari sumber penghidupan. Pada bulan-bulan yang dianggap baik, mereka akan
mengunjungi keluarga di daerah asal. Biasanya mereka
pulang untuk melakukan ritual kepercayaan atau
keagamaan. Pada masa kerajaan Majapahit, kegiatan
mudik menjadi tradisi yang dilakukan oleh keluarga
kerajaan. Sejak masuknya Islam, mudik dilakukan menjelang Lebaran. Mudik dalam kajian bahasa Arab Untuk menguatkan akar mudik berkaitan dengan tradisi
islami, beredar pula argumen makna mudik dalam
kajian ala timur-tengah. Kata "mudik" seperti istilah arab untuk "badui" sebagai
lawan kata "hadhory". Sehingga dengan sederhana bisa
diambil kesimpulan bahwa mudik, adalah kembali ke
kampung halaman. Mudik dari akar kata “ adhoo-a” yang berarti “
yang memberikan cahaya atau menerangi”
Ini bisa dipahami dengan mudah, bahwa mereka para
pemudik itu secara khusus memberikan ‘cahaya’
atau menerangi kampung-kampung halaman mereka. Mudik dari akar kata “ Adhoo-‘a”, yang berarti “
yang menghilangkan “
Selanjutnya, mudik berasal dari bahasa arab yang
berarti : orang yang menghilangkan. Hal ini juga akan
mudah kita tangkap, bahwa mereka pemudik itu adalah
orang-orang perantauan yang dipenuhi beban perasaan kerinduan, dan kesedihan karena jauh dari orangtua,
keluarga atau kampung halamannya. Karenanya
mereka melakukan aktifitas mudik , dalam rangka
‘menghilangkan’ semua kesedihan tersebut. Mudik dari akar kata “ adzaa-qo” yang berarti “
yang merasakan atau mencicipi “
Orang yang mudik ke kampung halaman pastilah
mereka yang ingin kembali ‘merasakan dan
mencicipi’ suasana kampung tempat kelahiran. --------------- -------------- Nah, sekarang saya akan menyarikan apa yang pernah
ditulis oleh budayawan, sastrawan, guru besar Jakob
Sumardjo. Buat kamu yang belum mengenalnya dan
ingin berkenalan dengan tulisannya, coba dulu baca
yang paling populer "Olenka". Ia juga populer sebagai
kolumnis yang kerap dimuat di koran-koran nasional. Kata "mudik" mengartikan "hulu".
Pada zaman pramodern hanya dikenal komunikasi
sosial lewat sungai. Hampir semua hunian tua di
Indonesia selalu berada di tepi sungai. Karena sungai
merupakan sarana komunikasi dan transportasi yang
vital, maka dikenal adanya istilah arah hulu dan hilir, mudik dan muara. Pada waktu itu, kalau orang mengatakan mau mudik,
jelas artinya mau pergi ke hulu. Dan kalau mau ke hilir,
berarti mau ke arah muara. Orang yang menuju ke hulu
dapat berarti “naik”, “munggah”, “pulang”,
“ke hutan”, “ke kebun”, “ke bukit”, “ke
kampung”. Sedangkan orang yang menuju ke hilir dapat berarti pergi, “keluar”, “ke pasar”,
“merantau”, “kerja”. Transportasi air di Sungai Brantas, Jawa Timur Dengan demikian arah hulu lebih bermakna
“perempuan” dan hilir bermakna “lelaki”.
Perempuan adalah hulu adalah rumah adalah kampung
halaman. Lelaki adalah hilir adalah luar adalah asing,
atau rantau. Dengan pola pikir yang demikian itu, munggah dan
mudik maknanya sama, yakni kembali ke ibu, ke
kampung halaman, ke nenek moyang, ke asal adanya,
ya kembali ke fitrahnya. Begitulah kesadaran kolektif
bangsa ini sejak zaman dahulu kala, yakni tidak pernah
melupakan jati dirinya, asal usulnya, nenek moyangnya, kampung halaman tempat ia dilahirkan.
Manusia Indonesia, khususnya di Pulau Jawa, dalam
hubungan munggah dan mudik ini, selalu ingat asal
usulnya, indungnya, sangkan paran atau asal dan
tujuan hidup ini. Mengapa identik dengan Lebaran? Di zaman purba Indonesia ada upacara setiap tahun
yang bermakna manunggal dengan nenek moyang
sebuah komunitas. Sisa-sisa upacara demikian masih
lestari dalam bentuk bersih desa, ngalaksa, seren taun,
ngarot dan banyak lagi. Dalam upacara-upacara semacam itu dilakukan penyatuan manusia sebagai mikrokosmos dengan alam
sebagai makrokosmos dan arwah nenek moyang
berupa mitos-mitos sebagai metakosmos. Rangkaian upacaranya mulai dari mandi bersama
(bersih badan), pantang dan puasa, ziarah kubur, seni
pertunjukan yang mementaskan kisah mitologi nenek
moyang pendiri wilayah, dan akhirnya makan bersama
atau kenduri. Tempatnya bisa di tanah lapang, di balai
desa, di leuwi, di mata air, di kuburan desa. Bersih desa Dalam upacara-upacara tahunan semacam itulah seluruh penduduk kampung kumpul bersama, tua atau
muda atau kanak-kanak. Upacara menyatukan diri seluruh penduduk kampung
dengan makrokosmos dan metakosmos ini, dapat
bermakna sangkan-paran atau kembali menyatu
dengan yang asal. Mereka sedang munggah atau
mudik. Kembali ke indung asal kehidupan ini. Kembali
ke Sang Pencipta dengan seluruh warga yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Ketika agama Islam dipeluk oleh bangsa Indonesia,
maka sisa-sisa ritual primordial ini tidak dilenyapkan
karena sudah merupakan bagian dari arketip
budayanya. Kalau tidak melakukan, mereka merasa
ada yang hilang dari bagian dirinya sebagai kelompok. Padanan untuk itu adalah bulan puasa bagi umat Islam,
atau puncaknya pada hari Lebaran. Tradisi manusia
Indonesia untuk nyekar atau menebar bunga di
kuburan nenek moyang, mandi bersama di pantai atau
di sungai desa, mengirim makanan bagi sanak saudara,
yang semua itu dilakukan sebelum bulan puasa, adalah inkulturisasi Islam terhadap budaya sebelumnya.

Selasa, 30 Juli 2013

Asal Nama Muara Uya

Nah, pada mau taukan berasal dari manakah asal nama Muara uya, kali ini saya akan menulisnya, seperti yang kita ketahui di Kecamatan Muara Uya itu sendiri ada terdapat 2 (dua) sungai besar yang bernama sungai Uwi dan suangai Ayu. Nah dari suangai tersebut memiliki muara yang sama dan menjadi 1 (satu) buah sungai besar saja, jadi bisa diambil makna dari muara kedua sungai tersebut memiliki kata ''MUARA'' . Dan dari kata ''UYA'' tersebut diambil dari kebiasaan orang-orang di deirah muara tersebut ketikan mengiyakan sesuatu dengan mengatakan ''UYA'',nah dari situ bisa kita simpulkan dari kedua kata tersebut bisa menjadi rangkaian kata ''Muara Uya''. Yang mana nama Muara Uya dipakai sampai sekarang ini dan menjadi sebuah kecamatan dan ber Kabopaten Tabalong.

Kamis, 06 Juni 2013

Monumen Kapal Selam ( Monkasel ) Surabaya


Asalamualaikum Wr.Wb. Salam sejahtera buat pengunjung wapsite saya ini, kali ini saya akan menulis tentang Monumen Kapal Selam, atau disingkat Monkasel, adalah sebuah museum kapal selam yang terdapat di Embong Kaliasin, Genteng, Surabaya. Terletak di pusat kota, monumen ini sebenarnya merupakan kapal selam KRI Pasopati 410, salah satu armada Angkatan Laut Republik Indonesia buatan Uni Soviet tahun 1952. Kapal selam ini pernah dilibatkan dalam Pertempuran Laut Aru untuk membebaskan Irian Barat dari pendudukanBelanda. Kapal Selam ini kemudian dibawa ke darat dan dijadikan monumen untuk memperingati keberanian pahlawan Indonesia. Monumen ini berada di Jalan Pemuda, tepat di sebelah Plasa Surabaya. Selain itu di tempat ini juga terdapat sebuah pemutaran film, dimana di tampilkan proses peperangan yang terjadi di Laut Aru.
 Jika anda ingin mengunjungi tempat wisata ini anda juga akan ditemani oleh seorang pemandu lokal yang terdapat di sana Ada cerita unik dibalik hadirnya monumen Kapal Selam ini. Pada suatu malam Pak Drajat Budiyanto yang merupakan mantan KKM KRI Pasopati 410 (buatan Rusia) ini dan juga mantan KKM KRI Cakra 401 (buatan Jerman Barat), bermimpi diperintahkan oleh KSAL pada waktu itu untuk membawa kapal selam ini melayari Kali Mas.
Ternyata mimpi itu menjadi kenyataan. Beliau ditugaskan untuk memajang kapal selam di samping Surabaya Plaza. Caranya dengan memotong kapal selam ini menjadi beberapa bagian, kemudian diangkut ke darat, dan dirangkai dan disambung kembali menjadi kapal selam yang utuh. Dan bagi anda yang ingin masuk ke Monumen kapal selam tersebut Tiket masuk ke Monkasel atau Monumen Kapal Selam adalah sebesar Rp 5000 per orang, dimana anda bisa memasuki kompleks Monkasel, masuk ke dalam kapal selam Monkasel dan menonton Video Rama mengenai sejarah Monkasel.   Di dalam ruangan Monkasel Monumen kapal selam, anda bisa melihat lihat isi dalam dari KRI Pasopati yang sudah di repair namun tetap mempertahankan bentuk aslinya, anda bisa melihat ruang perwira, Ruang Bintara/ Tamtama, juga kabin kapten yang kecil sekali, Pusat Informasi Tempur, Ruang Torpedo, dan bahkan ada Periskop yang masih bisa digunakan untuk melihat Jl. Pemuda.
 Ruangan ruangan kapal yang sangat kecil, akan membuat anda berpikir, apakah tentara AL kru kapal selam tidak merasa sumpek ya? Pantas saja orang yang fobia di ruang tertutup pasti gagal jadi awak kapal selam. Belum lagi ditambah ketika berpindah antar ruang harus melewati pintu berbentuk bulat yang sangat kecil dan rendah, tidak dianjurkan bagi ibu ibu atau kaum wanita memakai rok ketika memasuki kapal Monkasel, bakal ribet. Setelah puas menikmati sumpeknya ruangan kapal selam pasopati, anda bisa berpindah tempat untuk menyaksikan Video rama yang berdurasi 17 menit.
 Gambaran secara garis besar, video ini menceritakan sejarah singkat armada Kapal Selam TNI AL yang berpusat di Surabaya, dimana Jumlah kapal selam yang pernah dimiliki TNI AL adalah10 buah, dimana salah satunya KRI Pasopati ini. Dihalaman luar monkasel ini terdapat kafe kafe yang menghadap Kali Mas. Namun sayang bau kalimas terkadang agak menyengat.
==============================================

Spesifikasi :

Panjang: 76,6 m
Lebar: 6,30 m
Kecepatan: 18.3 knot di atas permukaan, 13,6 knot di bawah permukaan
Berat penuh: 1.300 tons
Berat kosong: 1.050 tons
Kemampuan penemuan: 8.500 mil laut
Baterai: 224 unit
Bahan Bakar: Diesel
Persenjataan: 12 Torpedo Uap Gas
Panjang: 7 m
Baling-baling: 6 lubang
Awak kapal: 63 termasuk Komandan
KRI Pasopati memiliki jumlah 7 ruangan:
Ruang untuk haluan Torpedo, dipersenjatai dengan 4 torpedo propeller, juga bertindak sebagai penyimpanan untuk torpedo
Ruang Komandan, Ruang Makan, dan Ruang Kerja. Di bawah dek adalah Ruang untuk Baterai I
Jembatan utama dan Pusat Komando. Penyimpanan Makanan di bawah dek
Ruangan Awak Kapal, Dapur, dan penyimpanan untuk Baterai II di bawah dek
Ruangan Mesin Diesel dan Terminal Mesin
Kamar Mesin Listrik
Ruangan Torpedo untuk bagian buritan. Berisi dengan 2 buah Torpedo.
==============================================
Video Rama

Fasilitas:

Monumen Kapal Selam KRI Pasopati 410 ini memiliki fasilitas pendukung seperti Video Rama, Musik Life,Kolam Renang untuk anak-anak dan Rekreasi Air di sungai Kalimas. Sebuah Stan suvenir dan area parkir. Di dalam kompleks juga berdiri panggung besar untuk acara tertentu. Video Rama menyajikan film sinematik dan dilengkapi sistem suara stereo akan membawa imajinasi anda menyatu dengan film mengenai Kapal Selam KRI Pasopati 410 disaat menjalankan tugasnya. Sisi Sungai Kalimas adalah tempat yang bagus dan romantis bagi pasangan muda-mudi, atau sarana pendidikan bagi keluarga.
==============================================

Peta Letak Monkasel
==============================================
Sumber : -  http://www.monkasel.com
            - http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Kapal_Selam

Mengenal Lebih Dekat Museum Sampoerna (House of Sampurna)


Selamat berkunjung ke wapsite saya yang sederhana ini ya pemirsah hehehehehe,,, Selama ini kalian mungkin sudah menganal yang namanya rokok “Sampoerna” dan “DJE...SAM..SOE!” (234). Nah, pada kesempatan kali ini saya akan menulis seputar tentang Museum Sampurna, bertepatan pada tanggal 1 Juni 2013 saya pun menggunjungi Museum yang bernama Museum Sampurna yang terletak di Taman Sampoerna No. 6, Krembangan, Pabean Cantikan, Surabaya. Museum House of Sampoerna buka pada setiap hari pada jam kerja, yaitu buka pada pukul 9.00 WIB dan tutup pada pukul 22.00 WIB. Anda tidak perlu mengeluarkan biaya untuk masuk ke dalam museum ini. Museum House of Sampoerna tidak memungut biaya sama sekali atau gratis untuk para pengunjung yang akan datang, Jadi Anda dapat berkunjung beberapa kali ke museum jika tak puas berkunjung sekali. Museum yang pernah dinobatkan sebagai salah satu museum terfavorit Indonesia berdasarkan survey yang dilakukan oleh National Geographic Traveler Indonesia pada bulan April-Mei 2011 ini memiliki beberapa area dengan fungsinya yang berbeda. Setiba saya memasuki museum tersebut aroma khas dari tembakau dan cengkeh yang memenuhi ruangan museum tersebut. Dan di sana juga kalian bisa melihat pembuatan rokok secara langsung.
Museum House of Sampoerna ini menempati bangunan kuno dua lantai yang dibangun pada tahun 1864. Area pertama museum ini merupakan kawasan yang menjelaskan cikal-bakal Sampoerna yang berisikan keterangan mengenai jenis-jenis tembakau serta peralatan-peratan yang digunakan selama proses pembuatan rokok pada zaman dulu. Selain itu, Anda pun dapat melihat beberapa lukisan dan foto yang terpampang di sana. Bagian sebelah kanan menampilkan beberapa koleksi keluarga founder Sampoerna dari properti ruang tamu, properti ruang kerja, koleksi pakaian serta berbagai foto keluarga dari masa ke masa. Untuk area yang kedua, Anda akan disuguhkan dengan suasana yang elegan dari ruangan yang dipenuhi dengan beragam foto yang berkaitan dengan sejarah perkembangan Sampoerna. Area ketiga juga menyuguhkan hal yang tidak kalah menarik dengan properti marchingband yang dilengkapi dengan musik marchingband yang khas.
Selain itu juga terdapat peralatan-peralatan pembuatan rokok jaman dulu serta peralatan percetakan bungkus rokok.Di dalam etalase, Anda juga dapat melihat beragam jenis rokok Sampoerna yang diekspor ke berbagai negara. Jika Anda lapar setelah berkeliling sempatkanlah mampir ke area yang bernama The Cafe.The Cafe ini dapat memberikan rasa nyaman karena penataan ruangan dan dekorasinya yang terlihat anggun .The Cafe menawarkan beragam jenis makanan yangdapat menggoyang lidah anda di sini terdapat paduan menu khas Indonesia, Asia, dan Eropa. Beberapa menu di The Cafe House of Sampoerna antara lain yaitu Wedang Kayu Manis (minuman hangat kayu manis, jahe, sereh, daun jeruk, dan gula jawa), Surabaya Sunrise (lemon, orange, mango concentrate, dan soda), Nasi Goreng Soka (kepiting), Asam-asam Iga, dan makanan lainnya. Selain sebagai museum, House of Sampoerna ini juga menyediakan tur keliling kota Surabaya dengan menggunakan sebuah bus.
Dalam tur ini pengunjung museum dibawa berkeliling kota Surabaya Lama yaitu Tugu Bahlawan, Balai Kota, Pecinan, Kampung Arab, dan yang lainnya tour yang diadakan House of Sampoerna ini disebut Surabaya Heritage Tour. Untuk mengikuti tour ini pengunjung hanya perlu mendaftar pada petugas tanpa dipungut bayaran atau gratis.
Perlu anda ketahui bahwa museum ini dulunya awalnya digunakan
sebagai Panti Asuhan yang dikelola oleh penguasa pada waktu itu Pada Tahun 1932, Liem Seeng Tee, pendiri Sampoerna membeli tempat ini, untuk tempat tinggal keluarga dan juga sebagai tempat pembuatan rokok tradisional, Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, industri rokok rumahan ini berkembang pesat menjadi sebuah Pabrik Rokok terbesar di Jawa Timur Pada tahun 2003, pada ulang tahunnya yang ke-90 bangunan induk yang terdapat pada area pabrik ini difungsikan sebagai museum tetapi di belakangnya masih di pergunakan sebagai sebagai pabrik untuk pembuatan roko.

Peta Museum Sampoerna


Selasa, 28 Mei 2013

Sang Penguasa - Niccolo Machiavelli (1469-1527)

  •  Pengantar 
Sang Penguasa secara luas dianggap sebagai salah satu buku yang paling berpengaruh dalam politik, khususnya menyangkut pemerolehan, pelestarian, dan penggunaan kekuasaan politik di dunia barat. Pengamatan-pengamatan Machiavelli terus bergema dengan para politikus, mahasiswa dan sarjana. Ketika Machiavelli menulis Sang Penguasa ia tidak bermaksud untuk menyusun sebuah tulisan ilmiah tentang teori politik, namun tulisannya ini disukai oleh keluarga Medici yang berkuasa, yang dirasakan memberikan nasihat tentang bagaimana seorang penguasa dapat memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.

Machiavelli membenarkan kekuasaan lewat kekerasan dan bukan lewat hukum. Karenanya, Sang Penguasa tampaknya membenarkan sejumlah tindakan yang dilakukan semata-mata untuk melestarikan kekuasaan.

Ia juga menegaskan bahwa ia tidak akan membicarakan masalah republik, katanya, “Tentang Republik saya tidak akan berbicara sekarang, karena hal ini telah dibicarakan di tempat-tempat lain secara panjang lebar. Di sini saya secara khusus akan membicarakan kekuasaan, dan dengan mengisi kerangka di atas saya akan menjelaskan bagaimana Negara seperti itu harus diperintah dan dipertahankan."
  • Pendahuluan 
Niccolo Machiavelli dilahirkan di Kota Florence di Jazirah Italia pada 1469. Ia dibesarkan dalam keluarga ayahnya yang ahli hukum dan kaya. Ayahnya membantu Machiavelli untuk menikmati pendidikan yang terbaik pada waktu itu di Florence, karena ayahnya menginginkan kelak Machiavelli menjadi seorang teknokrat. Akan tetapi, ibunya mengharapkan Machiavelli menjadi imam atau rohaniawan. Machiavelli sendiri kemudian berkembang menjadi seorang politikus dengan ide-ide yang kongkret, praktis, dan peka terhadap prioritas-prioritas tindakan. Pada usia 25 tahun, ia telah berkecimpung dengan kehidupan politik. Machiavelli pernah menjabat kedudukan tinggi dalam bidang diplomatik, dalam mengatur organisasi ketentraman, serta mengurus korespondensi resmi negaranya. Machiavelli pernah dipenjara dan dibuang karena dianggap sebagai komplotan anti pemerintahan tahun 1513. Setelah dibebaskan kembali ia memencilkan diri di sebuah tanah pertanian di luar kota. Disanalah ia mulai menuangkan ide pikrannya ke dalam bentuk tulisan, Discorsi dan Principe (Sang Pangeran).

Kejadian-kejadian politik pada waktu itu meninggalkan kesan yang mendalam pada Machiavelli, ia menyaksikan runtuhnya kekuasaan keluarga Medici yang sudah memerintah Negara Florence selama beberapa generasi sekitar seratus tahun. Ia juga melihat runtuhnya suatu kekuasaan yang tidak mendapat dukungan dari rakyat biasa.

Sementara itu, Machiavelli melihat sendiri betapa tidak stabilnya kesadaran politik rakyat biasa, karena gampang diombang-ambingkan oleh permainan politik golongan aristokrat, dimana Savoranola juga menjadi anggotanya. Oleh karena itu, ia sadar betapa tidak stabil kekuasaan itu. Padahal stabilitas kekuasaan sangat menentukan pertumbuhan rasa aman dan kultur kerja di negara Florence seperti dialami ketika Lorenzo Agung memerintah selama empat belas tahun Machiavelli menjadi politikus praktis, terlibat sebagai pelaku dalam panggung kekuasaan Republik Florence, dan beberapa kali berperan sebagai diplomat atau pejabat negara. Dengan menjalankan tugas diplomatik sebagai duta negara Florence ke negara-negara tetangga, maka semangat patriotisme Machiavelli semakin menyala-nyala, tidak hanya terbatas pada keamanan dan kesejahteraan Florence tanah airnya, tetapi juga tumbuh menjadi cita-cita baru yaitu berdirinya Negara Italia yang baru sebagai bentuk renaissance dari kekaisaran Romawi.

Pada 1500 Machiavelli bertemu dengan Louis XII Raja Prancis, untuk meminta bantuannya mengalahkan Pisa. Selanjutnya, Machiavelli juga menjalin hubungan baik dengan Paus Julius II. Maximilian (1459-1519) Kaisar Romawi Suci. Raja Ferdinand (1452-1516) dari Spanyol hingga para penguasa Turki. Dari seluruh tokoh yang ditemuinya selama bertugas sebagai Kanselir, yang paling dikagumi Machiavelli adalah Cesare Borgia (1476¬-1507), putra Paus Alexander VI (Machiavelli, 1987: xxii dan Machiavelli, 1997: 25).

Kekaguman pada pangeran dari Valentino tersebut semakin mengental setelah selama empat bulan lebih ia tinggal di istana Morgia, milik Cesare Borgia. Di sana ia menyaksikan dari dekat bagaimana Cesare Borgia menghadapi dan menyelesaikan krisis dan gejolak di negaranya. Cesare juga sering bertukar pikiran dengan Machiavelli, terutama untuk menyatukan Italia. Seluruh percakapan dan pengamatannya terhadap Cesare juga tokoh negarawan lainnya, dicatat secara rinci oleh Machiavelli, dan kemudian dilaporkan dengan diam-diam ke Komisi Sepuluh Republik Firenze. Catatan tersebut kelak menjadi bahan-bahan pokok bagi Il Principe.
Pada saat Republik Firenze runtuh, bangsa Medici dengan batuan pasukan Spanyol secara gemilang kembali merebut tahta kekuasaan Firenze, Desember 1512. Para pengikut Soderini termasuk Machiavelli, kemudian dijebloskan ke penjara 1513. Sebagian yang selamat melarikan diri dari Firenze. Oleh karena bantuan para sahabat yang masih berpengaruh, dia dibebaskan dari hukuman penjara. Namanya direhabilitasi, kemudian ia dipensiunkan pada usia 44 tahun. Ia menghabiskan masa pensiun dan masa kehidupannya dengan berdiam di sebuah perkebunan kecil miliknya di luar Kota Florence, daerah San Cassino.

Selama tinggal di pedesaan itulah muncul pertanyaan-pertanyaan di benak Machiavelli di antaranya, “mengapa kekuasaan mudah runtuh?”. “Bagaimana caranya agar kekuasaan tetap lestari?” saat itu ia sedang dipuncak kegundahannya. Hatinya pedih menyaksikan Italia yang luluh lantak oleh serbuan pasukan asing, dan Firenze yang terus-menerus dilanda perebutan kekuasaan. Namun yang paling membekas di hati Machiavelli adalah kekuasaan Republik Firenze, bentuk Negara yang diidam-idamkannya.

Dengan karya inilah Niccolo Machiavelli dituduh sebagai biang penyebar moral “tujuan menghalalkan cara” (the end justifies the means). Istilah Machiavelli terlanjur dipakai untuk segala pikiran, sikap, dan tindakan kotor, serta kejam dalam politik.

Garis Besar Isi Buku
  •  Pemikiran Politik Machiavelli 
Sang Penguasa adalah buku yang dibuat Niccolo Machiavelli untuk penguasa Florence, Lorenzo De’Medici yang sedang berkuasa pada waktu itu. Buku ini berupa surat yang panjang berisi petunjuk bagaimana menjadi raja yang berkuasa, dan disegani oleh penduduk, serta nasihat-nasihat bagaimana usaha untuk mempertahankan kekuasaan.

Pada dasarnya, menurut Machiavelli seorang raja boleh melakukan apa saja atau dengan kata lain boleh dengan segala cara untuk mendapatkan dan melanggengkan kekuasaan. Pendapat Machiavelli ini bertolak dari kondisi riil tingkah laku politik anggota masyarakat masing-masing negara yang telah diamati oleh Machiavelli.

Tujuan dari semua usaha penguasa itu, adalah mempertahankan stabilitas suatu negara agar negara tetap aman dan apabila ada ancaman baik itu dari dalam maupun dari luar negeri maka diadakan tindakan penyelamatan. Tindakan yang diambil oleh penguasa tidak berdasarkan kepentingan rakyat. Akan tetapi, tergantung dari keadaan dan desakan situasi sosial tanpa mempedulikan apakah tindakan tersebut dinilai baik atau buruk oleh rakyat. Seorang penguasa tidak perlu takut akan kecaman yang timbul karena kekejamannya selama ia dapat mempersatukan dan menjadikan rakyat setia, dan demi keselamatan negara.

Menurut Machiavelli seorang penguasa jauh lebih baik ditakuti oleh rakyatnya daripada dicintai. Dalam usaha menegakkan kekuasaannya seorang penguasa dapat melakukan tindakan yang mengabaikan penilaian moral dari masyarakat, seperti misalnya keluarga dari penguasa sebelumnya harus dimusnahkan semua untuk mencegah terjadinya pemberontakan di kemudian hari. Hal itu harus dilakukan penguasa atas desakan dan tuntutan situasi dalam menguasai suatu wilayah baru agar ancaman terhadap kekuasaan wilayah tersebut lenyap, setelah itu baru menarik simpati rakyat agar mendapatkan dukungan.

Cara lain untuk mengamanan kekuasaannya diwilayah baru adalah penguasa baru harus tinggal di wilayah tersebut, mendirikan koloni-koloni, dan menempatkan pasukan serta infanteri dalam jumlah yang besar. Wilayah baru dapat diperintah oleh penguasa pengganti tanpa adanya pemberontakan walaupun penguasa baru tersebut telah meninggal bila diperintah dengan bersatu dan para bangsawan tetap diberi kekuasaan di wilayah mereka dimana mereka diakui dan dicintai. Jadi tugas penguasa adalah mengamankan kekuasaan yang ada ditangannya agar dapat bertahan dengan langgeng.

Tujuan berpolitik adalah memperkuat dan memperluas kekuasaan. Untuk itu segala usaha yang dapat mensukseskan tujuan dapat dibenarkan. Legitimasi kekuasaan membenarkan segala teknik pemanipulasian supaya dukungan masyarakat terhadap kekuasaan tetap ada. Keagungan seorang penguasa tergantung pada keberhasilannya mengatasi kesulitan dan perlawanan.
Selain itu, untuk melanggengkan kekuasaannya seorang penguasa harus mempunyai hukum dan angkatan perang yang baik. Hukum tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya angkatan perang yang baik. Machiavelli dalam bukunya ini tidak membahas masalah hukum, ia hanya membahas masalah angkatan perang saja. Angkatan perang merupakan landasan seorang penguasa untuk mempertahankan negaranya. Angkatan perang yang dimaksud adalah tentara sendiri bukan tentara bayaran atau tentara bantuan, karena tentara bayaran dan tentara bantuan tidak ada gunanya, mereka tidak disiplin dan tidak setia. Penguasa yang tidak mempunyai tentara sendiri hanya mengandalkan nasib mujur saja, karena tidak mempunyai sarana yang dapat diandalkan untuk mempertahankan negara pada masa-masa sulit. Tentara sendiri adalah tentara yang terdiri dari rakyat atau warga negara atau orang-orang yang dikuasainya. Penguasa harus mempelajari perang dan organisasinya serta cara mendisiplinkan pasukannya.

Seorang penguasa yang bijaksana tidak harus memegang janji apabila akan merugikan diri sendiri dan tidak ada alasan yang mengikat. Seorang penguasa tidak akan kehabisan alasan untuk menutupi tipuannya dan kejahatan seolah-olah baik. Dalam usaha mempertahankan wilayah kekuasaan biasanya penguasa membangun benteng pertahanan, akan tetapi benteng-benteng ini bisa berguna bisa juga tidak tergantung dari keadaan. Benteng dapat bermanfaat dan dapat juga merugikan. Akan tetapi, benteng terbaik adalah menghindari jangan sampai dibenci oleh rakyat. Seorang penguasa yang bijaksana mampu melihat dan membaca situasi yang mengancamnya dan memperkecil bahaya yang dapat ditimbulkannya. Ada tiga macam kebijaksanaan. Pertama, dapat memahami masalahnya sendiri, kedua menghargai pemahaman orang lain, dan yang ketiga tidak memahami masalah sendiri dan tidak menghargai pemahaman orang lain. Dari ketiga hal itu, yang terakhir merupakan sikap yang buruk.

Seorang penguasa juga harus dapat memilih menteri yang baik, yaitu menteri yang memikirkan dan mementingkan urusan penguasa dan negara. Penguasa harus menjalin hubungan yang baik dengan menterinya dan saling mempercayai. Selain itu, penguasa harus menyingkirkan para penjilat yang mengelilinginya dengan cara tidak marah apabila ada orang yang mengatakan hal yang sebenarnya. Darimana pun datangnya nasihat yang bijaksana, tergantung dari kebijaksanaan penguasa, dan kebijaksanaan sang penguasa tidak tergantung pada nasihat yang baik.

· Pertahanan dan Militer

Setelah membahas berbagai tipe kekuasaan, Machiavelli lalu membahas tentang bagaimana suatu negara dapat menyerang wilayah-wilayah lain atau mempertahankan dirinya. Dua dasar yang paling penting bagi setiap negara, baik lama ataupun baru, adalah hukum yang sehat dan pasukan-pasukan militer yang kuat. Seorang penguasa yang mandiri adalah penguasa yang dapat menghadapi musuh manapun dalam medan pertempuran. Namun demikian, seorang penguasa yang hanya mengandalkan perbentengan atau bantuan dari yang lainnya dan hanya bersikap defensif, tidaklah mandiri. Bila seorang penguasa tidak dapat membentuk suatu pasukan yang kuat dan harus mengandalkan yang lainnya untuk pertahanannya, ia harus membentengi kotanya.

Sebuah kota yang dibentengi dengan baik tidak akan menjadi sasaran serangan, dan bila diserang, kebanyakan tentara tak dapat bertahan dalam pengepungan yang berkepanjangan. Namun demikian, dalam suatu pengepungan, seorang penguasa yang bijak akan menjaga moral warga tetap tinggi, sementara menyingkirkan semua pembangkang. Karenanya, selama kota itu dipertahankan dengan baik dan mempunyai cukup pasokan, seorang penguasa yang bijaksana dapat menghadapi pengepungan apapun.

Machiavelli mengambil sikap yang keras terhadap penggunaan pasukan-pasukan sewaan, tentara yang disewa untuk berperang. Ia percaya bahwa tentara sewaan tidak ada gunanya bagi seorang penguasa karena mereka tidak disiplin, pengecut, dan tidak mempunyai loyalitas. Motivasi mereka untuk berperang hanyalah demi uang. Machiavelli menerangkan bahwa Italia lemah karena mengandalkan tentara sewaan.

Pada berbagai tahap kehidupannya, Napoleon I dari Perancis menulis tafsiran yang panjang untuk Sang Penguasa. Setelah kekalahan di Waterloo, tafsiran-tafsiran ini ditemukan di kursi sang kaisar dan diambil oleh militer Prusia.

Analisa

Dalam bukunya Sang Penguasa ini, Niccolo Machiavelli memberikan petunjuk bahwa untuk menjadi seorang penguasa boleh melakukan segala cara. Ia juga memberikan nasihat bagaimana menjadi seorang penguasa yang dapat mempertahankan kelanggengan kekuasaannya dengan mengabaikan penilaian moralitas dan agama. Machiavelli memisahkan antara kekuasaan negara dengan kehidupan beragama dan kepentingan moral. Ia hanya membahas bagaimana mencapai tujuan yaitu kekuasaan apapun caranya.

Pemikiran Machiavelli yang diutarakan dalam bukunya tersebut menimbulkan pro dan kontra dikalangan masarakat luas, terutama yang menyangkut hubungan antara kekuasaan dengan moral agama. Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa Machiavelli sebagai guru yang jahat (teacher of evil) yang telah keluar dari moral dan ajaran agama, sehingga tak heran jika ia disebut guru yang jahat. Akan tetapi sebagian lainya mengatakan bahwa ia tak sejahat itu.

· Beberapa bukti terhadap anggapan bahwa Machiavelli adalah orang yang kejam, sadis dan tidak bermoral :

1. Machiavelli berpendapat bahwa ada dua macam kerajaan, yaitu kerajaan warisan dan kerajaan baru. Akan tetapi di antara dua kerajaan tersebut kerajaan barulah sering menimbulkan masalah karena banyak menimbulkan kesan yang buruk seperti untuk menguasai daerah baru, keluarga raja yang dulu berkuasa harus ditumpas habis agar tidak menimbulkan pergolakan .

2. Perlu diadakan tindakan-tindakan yang keras pada rakyat sehingga menimbulkan penderitaan yang besar bagi rakyat itu. Dengan tujuan supaya rakyat tidak melawan kepada penguasa tersebut. Menurut Machiavelli penguasa baru itu haruslah membuat suatu penderitaan yang besar bagi sebagian rakyat.

3. Apabila suatu negara yang baru saja direbut , dan rakyatnya sudah terbiasa hidup bebas dan mengikuti hukum, maka cara yang lebih baik untuk mempertahankan kekuasaan adalah menghancurkan kota itu, karena kalau tidak, maka sang penguasa akan mengalami kesulitan dan bukan tanpa disadari ia akan hancur sendiri.

4. Ada ada dua cara untuk menjadi penguasa di wilayah baru, yaitu melalui kemampuan sendiri dan karena faktor nasib mujur. Dalam usaha sendiri, langkah yang bisa ditempuh adalah menciptakan kerusuhan, membuat negara berontak sehingga ia memperoleh kekuasaan dengan aman dari sebagian negara yang sudah dikuasai penguasa lain. Seperti yang dilakukan Alexander VI terhadap Orisis dan Collona.

5. Dalam hal persekutuan dengan penguasa lain terutama dalam rangka mencapai suatu tujuan, maka sah-sah saja menggunakan tipu muslihat. Tipu muslihat itu dapat dibenarkan untuk melanggengkan jalan menuju kekuasaan.

6. Ketika penguasa menggunakan kekuatan perang asing atau bayaran, maka setelah perang usai maka seharusnya pasukan bayaran itu dibantai habis. Kejahatan itu diperlukan demi keselamatan negara, karena jika ia menampakkan kebaikan, justru akan membahayakan dan membawa kehancuran.

7. Seorang raja tidak perlu bermurah hati untuk membuat dirinya tersohor, kecuali kalau ia mempertaruhkan dirinya, karena jika dilakukan menjadi rakus karena ingin menghindari diri dari kemiskinan, sehingga ia menjadi rakus dan dibenci rakyatnya.

Machiavelli selanjutnya menjelaskan, bahwa sikap kejam raja sangat diperlukan seperti yang dilakukan Cesare Borgia, karena dengan kekejamannya ia menjadikan kerajaan Romagia lebih baik. Dengan usaha memulihkan usaha keamanan dan kekuatan rakyat.

Jika diperhatikan justru ia memiliki sikap belas kasih dari pada orang Florence yang tidak ingin untuk disebutkan, tetapi membiarkan Viktoria dihancurleburkan. Oleh karena itu, raja tidak perlu khawatir terhadap kecaman yang ditimbulkan karena kekejamannya selama ia mempersatukan dan mewujudkan rakyat setia. Di samping ia seorang raja yang memimpin pasukan tidak usah khawatir kalau disebut kejam, karena tanpa sebutan itu tidak akan pernah dapat mempersatukan dan mengatur pasukan selama itu, dengan cara tersebut justru ia semakin ditakuti dan dihormati pasuannya. Dengan demikian seorang raja harus mengandalkan apa yang ada padanya dan bukannya yang ada pada orang lain.

Menurut Machiavelli, bahwa ada dua cara berjuang yaitu melalui hukum dan kekerasan cara pertama bagi manusia dan cara yang kedua adalah cara binatang. Oleh karenanya seorang raja harus bersikap kadang-kadang sebagai manusia dan kadang sebagai binatang, tak ubahnya seperti rubah dan singa. Dalam hal menepati janji, menurut Machiavelli manusia adalah mahluk yang jahanam yang tidak menepati janji, sehingga anda tidak perlu menepati janji pada manusia itu. Kemudian untuk pertahanan negara ia terpaksa bertindak berlawanan dengan kepercayaan orang, belas kasih, kebaikan, dan agama mengetahui bagaimana ia bertindak jahat jika diperlukan. Sementara itu cara untuk menghindari kebencian pada rakyat, maka seorang raja harus menunjuk orang lain untuk melaksanakan tindakan yang kurang menyenangkan rakyat, dan untuk melakukan sendiri pembagian penghargaan kepada rakyat. Sekali lagi penguasa harus tetap menghargai para bangsawan, tetapi tidak membuat dirinya dibenci rakyat.

Dengan demikian bukti-bukti tersebut dapat digolongkan pada penafsiran bahwa Machiavelli digolongkan sebagai orang yang jahat di sebagian orang, yang menilai sisi buruknya saja dari buku Principe II ini, tetapi menurut sebagian orang mengatakan bahwa Machiavelli tidak sejahat itu, didasarkan atas bukti-bukti di dalam buku Principe II, antara lain :

1. Mengenai kekejaman, menurut Machiavelli dapat dilakukan dengan cara yang baik atau tidak baik. Kekejaman itu bisa digunakan dengan baik jika hal tersebut dilakukan sekali, demi keselamatan seseorang atau negara. Oleh karena dengan cara itu kekuasaannya akan bertahan lama. Walaupun penguasa mengalami kesulitan, raja tidak boleh kejam, karena kebijaksanaan yang telah ditunjukkan raja pada rakyatnya. Kebaikan raja tersebut akan dipandang sebagai sesuatu yang tidak tulus atau hanya sebatas lip service.

2. Menurut Machiavelli sebelum melakukan tindakan keras ia menganjurkan pengadilan sipil di tengah propinsi untuk mengadili rakyat yang melanggar hukum. Setiap kota mempunyai perwakilannya di pengadilan tersebut.

3. Penguasa harus memelihara persahabatan dengan rakyat, karena kalau tidak ia tidak mempunyai teman yang dapat memberikan bantuan pada waktu negara dalam keadaan perang.

4. Raja tidak perlu khawatir disebut kejam, karena kekejaman itu diperlukan guna keselamatan negara. Hal itu didasarkan kalau dia berbuat baik justru akan membawa kehancuran. Sementara kalau dia menampakkan kejahatannya justru akan mendatangkan keamanan dan kemakmuran.

5. Negara yang diperintah dengan baik dan raja yang bijaksana selalu berusaha untuk membuat para bangsawan berputus asa, dan berusaha memakmurkan dan membahagiakan rakyatnya. Hal itu merupakan usaha penting yang harus dilakukan seorang raja. Dengan demikian raja tidak perlu khawatir dengan adanya pembangkangan. Rakyat tidak akan membangkang jika rakyat mencintai rajanya.

6. Hal yang membuktikan Machiavelli tidak sejahat yang dibayangkan orang adalah adanya seruan untuk peduli terhadap rakyat, karena kalau raja tidak perduli dengan rakyat maka raja akan dibenci oleh rakyatnya.

7. Selain itu Machiavelli juga menyarankan agar raja memperhatikan dan percaya terhadap orang-orang yang berbakat, dengan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap orang itu. Dengan cara ini roda kehidupan akan berjalan dengan tenang, sehingga akan tercipta kemakmuran di tengah-tengah masyarakat. Pada akhirnya Machiavelli menyarankan raja agar membebaskan Italia dari penguasa Barbar. Untuk itu diperlukan pasukan rakyat diseluruh wilayah Italia untuk menghadapi bangsa Barbar. Oleh karena dengan menggunakan fasilitas itu pasukan sendiri akan menjadi lebih baik. Mereka lebih setia dan mudah dipersatukan, dipimpin dan diurus oleh raja. Dengan demikian keadilan akan bisa diwujudkan di wilayah Italia di bawah suatu kepemimpinan. Hal itu diperjuangkan melalui perang, karena harapan hanya dapat diperoleh melalui perang, dan perang itu suci.

Buku ini merupakan anjuran yang diberikan kepada Raja Medici, karena setelah Lorenzo meninggal kekuasaan berpindah ke tangan putranya yaitu Pietro De Medici dan seiring dengan peralihan kekuasaan Florence semakin memudar dan bahkan wilayah ini menjadi suatu wilayah yang tidak stabil. Oleh karena kekuasaan yang tidak normal pada waktu itu, penguasa tidak sekuat pendahulunya. Dari obsesi yang diuraikan Machiavelli disesuaikan dengan pengalamannya sendiri pada masa renaissance.

Obsesi Machiavelli bahwa tujuan politik adalah untuk memperkuat dan memperluas kekuasaan. Segala usaha untuk menyukseskan tujuan itu dapat dibenarkan legitimasi kekuasaan membenarkan segala teknis pemanipulasian dukungan masyarakat terhadap kekuasaan yang ada dan pemisahan antara prinsip, moral, dan etika. Prinsip-prinsip ketatanegaraan didasarkan pada adanya perbedaan antara moral dan tata susila merupakan suatu kemungkinan yang diharapkan, sedangkan ketatanegaraan adalah suatu ketatanegaraan yang dihadapi sehari-hari. Oleh karena itu, politik tidak perlu memperhatikan bidang moral.

Citra Machiavelli dalam pendapat umum bahwa ia merupakan politikus yang telah memisahkan agama dan moral. Politik yang kemudian ia cap sebagai orang yang tidak bermoral. Hal itu hanya didasarkan pada alasan-alasan oleh orang yang mengatakan bahwa ia adalah guru yang jahat. Sang penguasa yang ditulis oleh Machiavelli bertolak dari profil dan pola menajemen kekuasaan Cesare Borgia yang sepantasnya diterapkan untuk kehidupan ketatanegaraan Florence di masa depan. Harapan machiavelli dengan penulisan Principe II yaitu mencari seorang yang diharapkan dapat menjadi penguasa yang sebenarnya. Akan tetapi janganlah terburu-buru untuk menyimpulkan Machiavelli merupakan sosok seorang yang jahat, sehingga citranya menjadi buruk. Menurut penulis bahwa apa yang ditulisnya sesungguhnya ingin memberikan pemikirannya dalam politik ketatanegaraan Italia yang pada waktu itu dalam keadaan tidak stabil banyak penguasa yang korup dan rakus akan duniawi.

Para pakar mengemukakan bahwa penting sekali menjadikan pemikiran Machiavelli sebagai referensi untuk membahas masalah politik yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Dengan mempraktekkan teori politiknya oleh negara-negara seperti yang dipimpin oleh Hitler dan Mussolini. Tokoh yang menganut fasisme terbesar abad ini yang sangat dipengaruhi oleh Machiavelli. Para penguasa di negara yang berbentuk demokrasi menerapkan ajaran-ajaran machiavelli tersebut.

· Kesimpulan

Karya Machiavelli merupakan suatu bacaan yang kaya akan nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk bagi seorang penguasa dalam menjalankan ketatanegaraan. Sebenarnya kekuasaan yang ditulis dalam buku Principe II, merupakan pengalaman-pengalaman dari hasil yang didapatnya pada zaman itu ketika ia hidup dimasa renaissance, dan ia pun mencurahkan pemikiran-pemikirannya melalui sebuah tulisan.

Dengan bukunya Machiavelli mengharapkan dan berusaha mencari seorang pangeran atau bahkan seorang tokoh agama sekalipun yang dapat berperan sebagai seorang penguasa yang dapat mempersatukan Italia dan membawanya kepada kemegahan serta kemakmuran.
Menurut penguasa harus bertopang kepada suatu kekuasaan, yang mana kekuasaan itu harus dipupuk dan dikembangkan kalau memang ingin berhasil dalam memimpin suatu negara. Segala sesuatu yang membuat lemah kekuasaan harus segera dikesampingkan. Menurut Machiavelli, agama atau pemimpin agama yang memperlemah kekuasaan itu atau menggerogoti kekuasaannya maka harus segera pula dikesampingkan, demikian pula dengan ajaran moralitas yang mengajarkan kekuasaan adalah sebuah tindakan yang didasarkan pada perilaku dan tingkah laku penguasa itu sendiri.

Negara akan aman dan bertahan lama, bila penguasanya kuat. Untuk itu, penguasa tidak cukup berwatak pemberani, gagah perkasa apalagi hanya mengandalkan nasib mujur. Ia harus penuh perhitungan dan lihai menggunakan segala kesempatan.

Sebagian besar daftar isi buku Sang Penguasa di antaranya: 1. Berbagai Macam Kerajaan dan Cara Menegakkannya. VI. Wilayah-wilayah Baru yang disebut dengan Kekuatan Senjata dan Kemampuan Sendiri. VIII. Berkuasa dengan Jalan Kekejaman. XII. Organisasi Militer dan Pasukan Tentara. XIV. Kewajiban Raja Terhadap Angkatan Perang. XXI. Bagaimana Seorang Raja Harus Bertindak Untuk Tetap Disegani Rakyat. Secara keseluruhan isi buku tersebut menunjukkan bagaimana seorang penguasa harus bertindak untuk merebut, mempertahankan, dan menghindari hilangnya kekuasaan.

Ajaran tentang penguasa ideal tersebut bersumber dari kisah Achilles, Sang pahlawan dalam legenda Yunani Kuno. Dalam kisah itu diceritakan bagaimana Achilles menjadi raja yang digjaya setelah menimba ilmu perang pada Chiron, mahluk setengah manusia setengah kuda.
Patuh pada hukum dan moral dianggap sebagai keharusan dan cara yang paling terpuji bagi penguasa. Akan tetapi cara ini terbukti seringkali tidak memadai untuk mengatasi masalah/kesulitan. Oleh karena itu, penguasa yang ingin sukses harus melengkapi diri dengan cara licik dan kejam yang biasa dipakai binatang dalam mempertahankan hidupnya, dan sanggup menerapkan cara-cara tersebut dengan tepat. Penguasa tidak boleh menyimpang dari sifat-sifat baik, tetapi jika perlu ia boleh memakai cara licik dan kejam.

Ajaran Machiavelli tersebut sesuai dengan pandangan umum masa Renaissance bahwa manusia dapat menentukan nasibnya sendiri. Seseorang bisa berhasil dalam hidupnya bila mengandalkan virtue (keutamaan), dan tidak lagi berharap pada fortune(kemujuran). Virtue dan Il Principe bisa diartikan sebagai sikap aktif penguasa demi efisiensi politik. Faktor penentu bagi tegak dan kukuhnya kekuasaan adalah kemampuan dan keterampilan penguasa. Penguasa yang baik harus mampu mengelola kemujuran dan menganggap kemujuran tak lebih dari kesempatan (chance).

Penguasa yang mengandalkan virtue lah yang akan membangkitkan kembali masa kejayaan Romawi, dan berkuasa di seluruh wilayah Italia. Inilah cita-cita pokok Machiavelli yang tertuang dalam bab XXVI, bab terakhir Il Principe. Saran untuk Membebaskan Italia dari Tangan Bangsa Barbar. Pemikiran Machiavelli tersebut sebagai sikap jemu terhadap pertengkaran-pertengkaran doktrin. Machiavelli membuka jalan bagi pemikiran kekuasaan yang sekuler. Bagi Machiavelli, politik adalah seni dari kemungkinan. Machiavelli menerima bahwa baik dan jahat merupakan sifat-sifat yang dimiliki semua orang. Seorang penguasa yang berhasil harus merupakan “Sebagian Singa Sebagian Kancil” (Apter, 1996: 76-77).

Machiavelli juga bukan seorang yang Atheis, karena dapat dilihat dari pendapatnya tentang nasib dan takdir, walaupun itu hanya separuh dari perbuatan kita dan separuhnya lagi karena usaha kita sendiri. Selain itu, dilihat dari pendapatnya tentang agama Romawi Kuno yang lebih integratif, dan pendapatnya bahwa agama bermakna bila berguna bagi politik dan kekuasaan (Suhelmi, 2001: 139).

Machiavelli tidak begitu simpati pada gereja kristen, karena banyak kemerosotan-kemerosotan moral yang dilakukan oleh para pendeta yang bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut.Pemikiran Machiavelli yang seperti hal-hal tersebut, membuat masyarakat berasumsi bahwa Machiavelli orang yang menganjurkan berbuat jahat dan mengabaikan nilai-nilai moralitas demi kekuasaan dan kelanggengan kekuasaan. Hanya saja Machiavelli mengeluarkan pendapatnya secara terang-terangan. Jadi pendapat masyarakat itu tidak sepenuhnya benar.

Niccolo Machiavelli menulis buku ini pada tahun 1513 ketika italia terpecah-belah. Dalam konteks semacam itu, penulis dan negarawan yang hidup di Republik Firenze (Florence) di bawah kekuasaan keluarga Medicci itu memusatkan perhatiannya terhadap cara dan sarana untuk meraih dan menegakkan kekuasaan. Banyak masalah mendasar ia geluti, dan tak segan ia mengambil posisi kontroversial, sampai pernah disalah-tafsirkan sebagai amoral.Para penguasa maupun para pengkritik kekuasaan tak pelak akan belajar banyak dari manual politik klasik ini. Il Principe menggariskan cara-cara untuk mempertahankan kekuasaan. Karena buku inilah Machiavelli mendapat julukan Bapak Ilmu Politik Modern.

Pandangan-pandangan yang diuraikan oleh Machiavelli dalam Sang Penguasa mungkin kedengarannya ekstrem. Namun demikian, seluruh kehidupannya dihabiskannya di Firenzi pada saat konflik politik yang berkelanjutan. Karenanya, nilai utama yang ditekankan Machiavelli adalah kebutuhan akan stabilitas dalam wilayah seorang pangeran/penguasa.

Teori-teori yang diungkapkan dalam Sang Penguasa seringkali dipuja sebagai metode-metode cerdik yang dapat digunakan oleh penguasa yang sedang mencari kekuasaan untuk memperoleh takhta, atau oleh seorang penguasa untuk mengukuhkan pemerintahannya. Menurut Machiavelli, kebaikan moral yang terbesar adalah sebuah negara, yang bajik (virtuous) dan stabil, dan tindakan-tindakan untuk melindungi negara, betapapun kejamnya, dapat dibenarkan. Yang sangat penting ialah bahwa ia melakukan segala sesuatu yang perlu untuk mempertahankan kekuasaannya; namun demikian, Machiavelli sangat menganjurkan bahwa terutama sekali, Sang Penguasa tidak boleh dibenci. Ia memberikan sebuah jawaban yang padat tentang apakah seorang penguasa harus ditakuti atau dan dicintai. Ia menyatakan, "…seorang penguasa yang bijaksana harus membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang ia sendiri kuasanya dan bukan berdasarkan apa yang orang lain kuasai; ia harus berusaha agar ia tidak dibenci, seperti yang telah dicatat." Ia juga berkata "Yang terbaik ialah ditakuti dan dicintai; namun demikian, bila seseorang tidak dapat dua-duanya, lebih baik ditakuti daripada dicintai.

Wacana pembukaan dari Sang Penguasa mendefinisikan metode-metode pemerintahan yang efektif dalam beberapa bentuk kepenguasaan (misalnya, jabatan yang baru diperoleh vs. keturunan). Machiavelli menjelaskan kepada pembacanya, yang diasumsikan sebagai seorang anggota dari kebangsawanan Firenze, jalan terbaik untuk memperoleh, mempertahankan, dan melindungi sebuah negara. Metode-metode yang digambarkan di dalamnya mencakup pengajaran tentang perang dan kekejaman.

Ajaran Machiavelli misalnya, Sang Penguasa, dalam mempertahankan kekuasaannya, harus berbohong, menipu, menindas haruslah dimengerti bukan sebagai “nasehat politik” dalam pengertian yang umum. Ia adalah sebuah pernyataan faktual bahwa dunia kekuasaan memang tidak semurni dunia mitologi surgawi jaman pra-Renaisans. Dunia kekuasaan, sebagaimana adanya, adalah sebuah dunia yang penuh intrik, kekejian, ambisi, dan ketololan.

Pemikiran Machiavelli seperti ini, dalam konteks jamannya, sangatlah bersifat subversif. Secara implisit ia menolak simbiosis antara pemikiran politik dan ide-ide teologis yang pada jamannya itu menjadi dasar pembenaran bagi kekuasaan tradisional. Para raja dan pangeran bukanlah wakil Tuhan di bumi, bukan pula philosopher-king, seperti kata Plato. Mereka, bagi Machiavelli, adalah pelaku-pelaku politik biasa, yang, karena tuntutan logika kekuasaan, seringkali bertindak jauh dari prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.

Dengan melihat raja dan pangeran pada dasarnya sebagai pelaku politik, maka Machiavelli, mungkin tanpa sepenuhnya sadar, sebenarnya telah memulai sebuah proses besar, yang terus berlanjut hingga akhir abad ke-20 ini, yaitu proses sekularisasi politik. Tentu saja, sebagaimana layaknya setiap pelopor, apa yang ia rintis ini dilakukannya dengan cukup canggung dan samar-samar (karena itu pula ia dapat ditafsirkan ke dalam berbagai versi). Tapi jelas bahwa dalam konteks sejarah pemikiran, analisis politik Machiavelli yang dingin itu merupakan sebuah pertanda dari terjadinya pergeseran paradigmatik dalam memandang politik dan organisasi kekuasaan.

Karya-karya Machiavelli mengakibatkan banyak pihak yang menempatkannya sebagai salah satu pemikir brilian pada masa renaissance, sekaligus figur yang sedikit tragis. Pemikiran Machiavelli berkembang luas pada abad ke-16 dan ke-17 sehingga namanya selalu diasosiasikan penuh liku-liku, kejam, serta dipenuhi keinginan rasional yang destruktif. Tidak ada pemikir yang selalu disalahpahami dari pada Machiavelli. Kesalahpahaman tersebut terutama bersumber pada karyanya yang berjudul The Prince yang memberikan metode untuk mendapatkan dan mengamankan kekuasaan politik. Selain itu, juga terdapat karya lain yang banyak menjadi rujukan yaitu Discourses on the Ten Books of Titus Livy.

Terdapat tiga pandangan berbeda terhadap Machiavelli dilihat dari karya-karyanya. Pandangan pertama, menyatakan bahwa Machiavelli adalah pengajar kejahatan atau paling tidak mengajarkan immoralism dan amoralism. Pandangan ini dikemukakan oleh Leo Strauss (1957) karena melihat ajaran Machiavelli menghindar dari nilai keadilan, kasih sayang, kearifan, serta cinta, dan lebih cenderung mengajarkan kekejaman, kekerasan, ketakutan, dan penindasan.

Pandangan kedua, merupakan aliran yang lebih moderat dipelopori oleh Benedetto Croce (1925) yang melihat Machiavelli sekadar seorang realis atau pragmatis yang melihat tidak digunakannya etika dalam politik. Padangan ketiga yang dipelopori oleh Ernst Cassirer (1946), yang memahami pemikiran Machiavelli sebagai sesuatu yang ilmiah dan cara berpikir seorang scientist. Dapat disebutkan sebagai “Galileo of politics” dalam membedakan antara fakta politik dan nilai moral (between the facts of political life and the values of moral judgment).

Inovasi Machiavelli dalam buku Discourses on Livy dan The Prince adalah memisahkan teori politik dari etika. Hal itu bertolakbelakang dengan tradisi barat yang mempelajari teori politik dan kebijakan sangat erat kaitannya dengan etika seperti pemikiran Aristoteles yang mendefinisikan politik sebagai perluasan dari etika. Dalam pandangan barat, politik kemudian dipahami dalam kerangka benar dan salah, adil dan tidak adil. Ukuran-ukuran moral digunakan untuk mengevaluasi tindakan manusia di lapangan politik. Saat itu, Machiavelli telah menggunakan istilah la stato, yang berasal dari istilah latin status, yang menunjuk pada ada dan berjalannya kekuasaan dalam arti yang memaksa, tidak menggunakan istilah dominium yang lebih menunjuk pada kekuasaan privat.

Ada tiga garis besar yang dibicarakan Machiavelli dalam buku ini. Ia membahas secara lengkap semua ciri kerajaan dan menganalisisnya, mengapa kemudian kerajaan itu menjadi berkembang atau gagal. Lalu dijelaskan mengenai metode yang kerap kali digunakan kerajaan. Dan cara-cara atau praktik-praktik yang digunakan kerajaan dalam mengatur serangan atau mempertahankan diri.

Yang menarik dalam Sang Penguasa ini, bahwa buku ini sebenarnya adalah surat dari Machiavelli yang ditujukan kepada Lorenco de’Medicci (1492-1519), seorang bangsawan yang menjadi penguasa Florence pada saat itu. Di halaman kata-kata pembuka, Machiavelli sengaja mempersembahkan karya yang sudah ia tekuni dan pelajari dalam bentuk buku kecil sebagai tanda kesetiaan terhadap Lorenco de’ Medicci.

Karena buku ini tak lain adalah surat, jadi bahasa yang digunakan Machiavelli lebih pada ungkapan antar personal. Pembicaraan antara si penulis dengan orang yang tertuju sangat kental. Machiavelli selalu menggunakan kata saya dalam penulisaanya. Hal ini tentu saja akan menimbulkan nuansa tersendiri bagi si pembaca yang secara tidak langsung pembaca akan bias memposisikan diri sebagai orang yang ditujukan oleh surat tersebut.

Pendalaman teori karya Machivelli dalam buku ini memang layak diacungi jempol Ia memusatkan telaahnya pada persoalan kerajaan, dengan analisa sintesis, antitesi, kemudian memberikan semacam sintesis. Buku ini memang ditujukan untuk menjadi pegangan para penguasa. Namun perlu ditilik, bahwa Machiavelli adalah seorang negarawan yang menjadi tahanan pada masa Medici. Sejarah hidupnya, Machiavelli menjadi bagian dari pemerintahan dan aktif sebagai utusan diplomatik Florence pada Gonfalonier Piero Soder ini 1494-1512, ,lawan politik keluarga Medici. Dan ketika Medici kembali merebut tahta Florence pada 1512, Machiavelli dicopot dari jabatannya dan dibuang selama setahun. Il Principe sendiri ditulis pada 1513 sekembalinya Machiavelli dari pembuangan.

Dalam hal lain, buku ini ditujukan bagi para penguasa yang ingin mempertahankan kekuasannya dengan meniru pola serta cara pengelolaan kekuasaan yang pernah dipraktikkan oleh pakar-pakar strategi kekuasaan. Buku ini berusaha menunjukkan bahwa praktek kekuasaan yang nyata, tidak berhubungan dengan moralitas. Demikian pandangan Iskandar Samudra atas buku ini.

Perkembangan Peserta Didik Usia 2 - 6 Tahun

A. Perkembangan Fisik

Umur 2-6 tahun adalah anak usia dini (early childhood) atau tahun-tahun prasekolah atau masa menjalani Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), baik formal maupun nonformal. (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

PAUD diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), jalur pendidikan nonformal berbentuk taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Beberapa pengaruh penting pada perkembangan fisik :

a. Perubahan Fisik

Pada tahap awal kehidupan, anak laki-laki cenderung memiliki masa otot lebih dibandingkan dengan perempuan.

b. Perkembangan Otak

Otak dan sistem syaraf anak-anak berkembang lebih baik, disertai dengan perkembangan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks.

c. Keterampilan Motorik

Hal berikut dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan baru : Mengamati perilaku orang lain, Membentuk citra mental dari perilaku itu, Meniru perilaku tersebut, Praktik perilaku, Termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut

d. Kesehatan

Hampir di semua negara, sumber yang paling umum penyebab adalah kecelakaan yang mematikan bagi anak-anak prasekolah adalah mobil, sepeda motor, dan kendaraan lainnya.

B. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan 7 tahun sebagai tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan simbol lainnya, mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa.

Peneliti John Flavell menyarankan bahwa kemajuan anak prasekolah melalui dua tahap empati atau berbagi perspektif. Khusus anak usia lima tahun, tertarik pada bagaimana pikiran mereka dan pikiran orang lain bekerja.

· Ingatan

Memori adalah kemampuan untuk menyandikan, mempertahankan dan mengingat kembali informasi yang diperoleh dari waktu kewaktu.

· Bahasa

Bahasa merupakan hasil dari kemampuan sorang anak untuk menggunakan dan memaknai simbol-simbol sesuai dengan tingkat penalaran mereka.

Brown berkesimpulan bahwa bahasa berkembang secara bertahap berurutan : ujaran, frasa dengan nada, kalimat sederhana, dan kalimat kompleks.

C. Pengembaga Kepribadian

Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya dengan keutamaan pengembangan kepribadian dan sosialisai bagi anak-anak muda.

Menurut Erikson, tugas anak prasekolah adalah untuk mengembangkan otonomi atau arah-diri (usia 1-3 tahun), serta inisiatif atau kemandirian (usia 3-6 tahun)

Menurut Freud, tahun kedua dari masa kanak-kanak adalah tahap perkembangan psikoseksual anak, ketika orang tua menghadapi banyak tantangan baru untuk melatih anak-anak mereka. Teori belajar menyatakan bahwa kepribadia berkembang sebagai hasil dari pengkodisian klasik atau classical conditioning operant, belajar dengan penguatan dan belajar obsrvasional.

D. Hubungan Keluarga

Hubungan keluarga sangat penting untuk perkembangan kesehatan fisik, mental, dan social anak prasekolah.

· Anak

Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh anak dengan baik, seperti halnya guru kepada peserta didiknya. Teknik pengasuhan orang tua tergantung pada standart budaya masyarakat, situasi, dan prilaku anak-anak pada waktu itu.

· Saudara kandung

Saudara adalah kelompok sepermainan (peer group) pertama dan terutama bagi anak-anak di dalam keluarga dan dalam pendampingan utuk pergaulan social.

Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang dibesarkan sendiri di dalam keluarga berpotensi sama untuk berkembang dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki saudara kandung, jika dilihat dari perkembangan kepribadian, kecerdasan dan prestasi.

· Keadaan keluarga dan kelas social

Keadaan keluarga secara pasti mempengaruhi perkembangan anak-anak muda. Konsekuensi emosional jangka panjang bagi anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status social ekonomi rendah sangat mungkin memerlukan perhatian yang lebih serius.

Kohn menyimpulkan bahwa kelas social dimana sikap dan prilaku orang tua diturunkan kepada anak-anak, juga mereka memainkan peran dalam pengembagan psikososial anak-anak muda.

E. Teman dan Sahabat Bermain

Persahabatan pertama dibuat ketika anak berusia sekitar 3 tahun. Usia persahabatan menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bagaimana menangani situasi- memancing kemarahan, berbagi, belajar nilai-nilai dan mempraktikkan prilaku yang lebih matang.

F. Seksualitas

Anak usia 3-6 tahun ditandai dengan tahap perkembangan dengan tahap perkembangan psikoseksual falik. Freud berspekulasi bahwa pada fase tertentu anak-anak secara erotes tertarik pada orang tua yang berlawanan jenis.

DINAMIKA BUDAYA INDONESIA


A.DEFINISI KEBUDAYAAN

Dilihat dari asal usul katanya, kebudayaan berasal dari bahasa sanskekerta, yaitu budhayyah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budhi atau akal”. Dalam bahasa latin atau yunani kebudayaan berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.

Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, kebudayaan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe definisi, yaitu kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari sampai ke tradisi-tradisi, alat-alat untuk memecahkan masalah, produk/artefak. Ide-ide symbol.

Ahli antropologi E.B.tylor (1874) dalam bukunya “primitive culture” menulis kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut R. Clinton dalam bukunya “the culture background of personality” (1974), kebudayaan ialah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsure pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Koentjaraningrat (1990:180), kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia. 

Menurut Suhandi (1994:6) kebudayaan memiliki cirri-ciri umum, yaitu:
1.Kebudayaan dipelajari
2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan
3.Kebudayaan hidup di dalam masyarakat
4.Kebudayaandikembangkan dan berubah
5. Kebudayaan itu terintegrasi

Sifat dari hakikat kebudayaan menurut Williams dalam Sukanto (1986:16, sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dalam kebudayaan manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Kebudayaan berisikan aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitasserta tindakan dari kelompok manusia.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

B.UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Menurut Kluckhon, terdapat tujuh unsur :
1.Bahasa
Bahasa berguna untuk interaksi sosial. Bahasa dapat dibedakan atas :
a. Bahasa isyarat
b. Bahasa lisan
c. Bahasa tulisan

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan satu unsur kebudayaan universal yang dapat ditemukan dalam semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia.

3. Organisasi Sosial
Dalam tiap masyarakat, kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adapt istiadat dan aturan aturan mengenai berbagai kesatuandi dalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai suatu kesatuan. Keluarga ini hasil dari perkawinan antar individu. Ada 2 macam aturan perkawinan, yaitu:

Endogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang masih kerabatnya atau kelompoknya atau kampungnya sendiri.

Eksogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang berasal dari luar kerabatnya atau luar kampungnya atau luar kelompoknya.

3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Sistem peralatan hidup ialah segala alat-alat yang digunakan manusia dalam kegiatan sehari-hari dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi menurut Iskandar Alisyahbana (1980:1) : “Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia”.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Berdasarkan tingkat teknologi yang dipergunakan, sistem ekonomi dapat dibagi atas :
a. Masyarakat pemburu dan peramu Food Gathering Economecs)
b. Pertanian berpindah-pindah atau berladang (primitive farming)
c. Pertanian intensif (intensive farming)
d. Industri (manufacturing)
Pendistribusian hasil produksi dibagi menjadi:
i. Barter atau tukar menukar barang terdapat pada masyarakat pemburu dan peramu.
ii. Redistribusi : barang-barang produksi dikumpulkan oleh seseorang atau sekelompok orang berwenang, kemudian dibagikan lagi. Terdapat pada masyarakat primitive dan masyarakat modern.
iii. Sistem pasar, yaitu proses menjual dan membeli barang di suatu tempat dengan mempergunakan alat tukar uang. Sistem ini diduga mulai timbul pada masyarakat bertani menetap.

6. Sistem Religi
Pada hakikatnya sistem ini sangat kompleks dan berkembang di berbagai tempat di dunia. Unsur pokok religi pada umumnya ialah:
a. Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan religi.
b. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam gaib, hidup, mati, surga dan neraka.
c. Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut.
d. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta sistem upacara-upacara keagamaan.
Agama berasal dari bahasa sanksekerta yang artinya tidak kacau balau. Agama menjadi identitas bagi setiap individu; memberi doronganspiritual bagi individu untuk beerperilaku di masyarakat; menjadi arah atau petunjuk tentang makna hidup.

7.Kesenian
Kesenian merupakan unsur kebudayaan universal yang sudah pasti akan didapatkan pada semua kebudayaan semua bangsa yang ada di dunia, baik bangsa yang hidupnya terpencil maupun bangsa yang sudah maju.

C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh faktor daro dalam (internal) atau faktor dari luar (eksternal) masyarakat itu. Faktor yang berasal dari dalam yaitu :

a. Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat.

b. Adanya individu yang menyimpang dari sistem yang berlaku, apabila penyimpangan ini dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga terjadi perubahan.

c. Adanya penemuan-penemuan baru (inovasi) yang diterima oleh masyarakat dan membawa perubahan kebudayaan.

d. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.

Faktor yang berasal dari luar masyarakat diantaranya :

a. Bencana alam; gunung meletus; banjir.

b.Peperangan

c. Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda budayanya.

D. KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Asimilasi ialah proses sosial yang timbuljika ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan tadi masing-masing berubah sifat khasnya dan juga unsur-unsurnya berubah menjadi unsur-unsur kebucayaan campuran.

Golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi ialah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golongan minoritas itulah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk kedalam kebudayaan mayoritas.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India