Tengah rasanya tak lengkap jika tak mengunjungi
Istana Kuning, situs peninggalan dari Kerajaan Kotawaringin yang tersisa.Minggu,23 Desember 2012 bangunan megah ini akhirnya dapat saya masuki setelah meminta izin dari salah satu kerabat kerajaan.
Di sekitar Istana Kuning memang masih tinggal keturunan keluarga kerajaan yang bisa kita datangi untuk menanyakan sejarah Istana Kuning. Pertama kali memasuki istana berwarna coklat yang
seluruhnya terbuat dari kayu ulin ini sempat membuat saya kaget. Meskipun luas, namun hampir tak ada isinya.
Hanya lukisan-lukisan dari raja-raja terdahulu dan sebuah kereta kuda yang nampaknya biasa dipergunakan oleh keluarga kerajaan terdahulu untuk berkeliling.
Namun ternyata, mendengar cerita dari sang kerabat kerajaan, Sairany, Istana Kuning baru saja selesai dipugar, setelah pada tahun 1986 pernah dibakar oleh seorang wanita gila yang bernama Draya. Seluruh isi berikut bangunan hangus terbakar.
Kereta kuda tersebut-pun ternyata merupakan kereta kuda baru yang dipesan daridaerah Jawa sebagai salah satu pemanis yang nantinya akan dipajang saat seluruh bangunan telah diisi kembali. Sungguh sayang, peninggalan sejarah seperti ini sudah tak dapat dinikmati dalam bentuk aslinya. Mengapa Istana Kuning? Itulah yang saya tanyakan kepada Sairany.
Ternyata warna kuning adalah warna keramat bagi orang-orang Kotawaringin, sehingga disebut Istana Kuning. Istana kuning didirikan oleh pangeran ke-9,Imanudin yang menjabat pada tahun 1811-1841. Istana Kuning adalah istana kedua yang dibangun. Istana pertama adalah Istana Al Mursari yang terdapat di Kotawaringin Lama.
Memandang ke bawah dari Istana Kuning ternyata sungguh indah. Di bagian belakang, kita bisa melihat Taman Keraton Indah Sari yang dulunya merupakan alun-alun istana, namun saat ini, taman tersebut bebas digunakan oleh warga untuk bersantai. Memandang dari taman ke arah Istana Kuning-pun tak kalah menarik.
Bangunan tersebut terlihat menambah keindahan
taman. Rencananya, bangunan yang baru kembali
dipugar pada tahun 2000 ini akan segera ditempati
oleh raja ke 15 yang baru saja dilantik, Pangeran Ratu Alidin Alamsyah.
Semoga saja dengan berdiri kembali Istana Kuning, dapat terus mempertahankan sejarah masa lalu kerajaan ini.Karena apalah artinya masa kini tanpa bisa belajar dan memahami masa lalu.
KOMPAS.com - Saat mendengar nama Istana Kuning, kemungkinan besar akan terbayangkan sebuah bangunan megah berwarna kuning. Berbeda dengan Istana Maimun di Kota Medan yang juga dikenal sebagai Istana Kuning karena arsitekturnya dominan berwarna kuning, Istana Kuning yang satu ini tidaklah berwarna kuning kecuali pada gerbangnya saja.
Istana Kuning yang dimaksud adalah sebuah bangunan indah warisan Kerajaan Kutaringin. Istana ini lokasinya berada tepat di jantung Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Keberadaan Istana Kuning telah menjadi salah satu suguhan wisata daerah yang istimewa untuk disambangi.
Lalu mengapa ia bernama Istana Kuning? Ternyata warna kuning adalah warna keramat bagi masyarakat Kotawaringin. Istana ini didirikan pangeran ke-9 dari Kerajaan Kutaringin, yaitu Imanudin yang menjabat pada 1811-1841. Konon, Istana Kuning sebenarnya adalah istana kedua yang dibangun di Kalimantan Tengah setelah Istana Al Mursari di Kotawaringin Lama. Istana ini merupakan kebanggaan sejarah dan budaya kerajaan Islam di Kalimantan Tengah.
Arsitektur Istana Kuning yang nyatanya tidak berwarna kuning ini adalah terbuat dari kayu ulin yang terkenal kuat dan banyak dipakai pada bangunan-bangunan tradisional di Kalimantan Tengah. Bangunannya serupa rumah panggung yang megah meskipun terbuat dari kayu ulin yang tidak dicat warna-warni. Ya, memang warna kayunya yang kecokletan dibiarkan alami tanpa dicat. Nampak tangga-tangga yang jenjang akan mengantar langkah pengunjung ke pintu masuk istana ini.
Istana berbentuk rumah panggung yang dibangun seluruhnya dari kayu ini pernah terbakar pada tahun 1986. Kebakaran tersebut kabarnya dilakukan oleh seorang wanita yang hilang akal bernama Draya. Peristiwa tersebut menghanguskan seluruh bangunan Istana Kuning berikut isinya. Meski begitu, upaya pemugaran dan pelestarian Istana Kuning tetap dilakukan. Pemugaran baru dilakukan pada 2000 namun tentu bangunannya sudah tidak sama seperti dulu. Istana tua ini mulai difungsikan untuk kegiatan pariwisata dan perkantoran dengan tujuan mengakrabkan istana dengan masyarakat setempat.
Di dalam istana ini hampir tak ada isinya. Ukuran bangunan-bangunannya yang besar dan luas semakin menambah kesan kosong istana tersebut. Akan tetapi, Anda masih dapat dilihat sejumlah lukisan raja-raja terdahulu yang berderet rapi di salah satu pojok ruangan. Terdapat pula kereta kuda yang biasa digunakan keluarga kerajaan zaman dulu untuk berkeliling. Kereta kuda ini adalah kereta kuda yang baru yang khusus dipesan dari Jawa sebagai pengganti kereta yang sudah terbakar.
Meski bangunan yang sekarang adalah hasil pemugaran namun mengingat muatan sejarah dan budaya yang dimilikinya maka Istana Kuning masih banyak dikunjungi murid sekolah dalam rangkaian acara studi tour mereka.
Transportasi
Kabupaten Kotawaringin Barat adalah pintu gerbang Provinsi Kalimantan Tengah di bagian Barat. Karenanya, Kotawaringin Barat termasuk salah satu daerah yang memang disiapkan untuk menerima wisatawan baik domestik maupuan mancanegara. Kabupaten yang beribukota di Pangkalan Bun ini memiliki jaringan transportasi baik udara, laut, sungai, maupun darat yang cukup baik.
Terdapat Bandar Udara Iskandar di Pangkalan Bun yang melayani penerbangan di antaranya dari Semarang, Jakarta, Ketapang, dan Pontianak. Jarak bandar udara ini dengan Kota Pangkalan Bun hanyalah sekira 10 km saja.
Bagi Anda yang berasal dari Surabaya dan Semarang, terdapat jalur transportasi laut di Kumai. Transportasi laut dari Tanjung Mas Semarang dan Tanjung Perak Surabaya dilayani oleh Pelni dan Perusahan Pelayaran Swasta, seperti PT Dharma Lautan Utama dan PT Prima Vista.
0 komentar:
Posting Komentar