PEMBELAJARAN SEJARAH
DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION
Di
susun Oleh :
___Sahrul Khar___
DISAJIKAN
UNTUK PERKULIAHAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR SEJARAH
UNIVERSITAS
SAHRUL KHAIR BANJARMASIN BUNGAS
SARABAKAWA
– WAJA SAMPAI KAPUTING
2013
Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya
dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul : “Pembelajaran sejarah dengan menggunakan pendekatan kooperatif
tipe student team achievement division”.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna baik materi maupun cara penulisannya. Namun
demikian, saya telah berupaya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua
Banjarmasin, 04 Januari 2013
Penulis
Daftar
Isi
Kata
pengantar .........................................................................................i
Daftar
isi .........................................................................................ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah ………………………………….1
B. Perumusan
Masalah ………………………………………..2
C. Tujuan Masalah ………………………………………….2
D. Metode
penulisan ………………………………………….2
E. Batasan Masalah ………………………………………….2
BAB
II : PEMBAHASAN
MASALAH
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif........…………..……..3
B. Kooperattif tipe Student Team Achievement
Division...….3
C. Komponen Pembelajaran Kooperatif tipe STAD................4
D. Strategi Mengejar Sejarah Dengan Pendekatan
Kooperatif tipe STAD….........................................................................5
BAB
III : PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………..8
B. Saran ……………………………………………………....9
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang masalah
Dalam sebuah pembelajaran terutama dalam pembelajaran
sejarah saat ini banyak menghadapi persoalan. Persoalan itu mencakup lemahnya
penggunaan teori, miskinnya imajinasi, acuan buku text dan kurikulum yang state oriented.
Adapun yang menjadi latar belakang historisnya yaitu
pembelajaran sejarah tidak disertai percikan imajinasi yang membuat tinjauan
mengenai peristiwa masa lampau menjadi lebih hidup dan menarik. Dalam proses
pembelajaran sejarah, masih banyak guru
menggunakan paradigma konvesional, yaitu
paradigma “guru menjelaskan - murid
mendengarkan”. Metode pembelajaran sejarah semacam ini telah menjadikan pelajaran sejarah membosankan. Ia kemudian tidak
memberikan rasa emosional karena peserta didik merasa tidak terlibat aktif di
dalam proses pembelajaran sehingga kebanyakan dari peserta didik selalu
beranggapan bahwa pelajaran sejarah
merupakan pelajaran yang tidak mengasyikan tanpa paham makna besar yang terkandung dari sejarah itu sendiri.
Oleh karena itu, perlu dilakukan pembenahan dalam hal penyampaian pembelajaran
sejarah kepada peserta didik untuk mengubah sudut pandang peserta didik
tersebut.
Oleh karena itu strategi dalam pembelajaran sejarah
merupakan usaha sangat dibutuhkan untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan
dalam mencapai tujuan dalam prosis metode pembelajaran sejarah.
B.
Perumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran kooperatif ?
2. Bagaimana
kooperatif tipe student team achievement division ?
3. Bagaimana pembelajaran berdasarkan kooperatif ?
4. Seperti apa strategi pembelajaran sejarah menggunakan
kooperatif tipe student team achievement division ?
C.
Tujuan
penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah yaitu untuk mengetahui
mengenai strategi pembelajaran dengan kooperatif dalam pembelajaran sejarah.
Selain itu, tujuan dari makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Strategi Belajar dan Pembelajaran Sejarah.
D.
Metode
Penulisan
Data penulisan makalah ini
diperoleh dengan metode studi referensi. Metode studi referensi yaitu suatu
metode dengan cara mengumpulkan buku yang berkaitan dengan judul atau
pembahasan. Selain itu, saya juga meperoleh data dari internet.
E.
Batasan
Masalah
Melihat dari latar belakang masalah
serta memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan
pada:
Sistem pembelajaran kooperatif tipe
student team achievement division, dan strategi-strategi dalam sebuah
pembelajaran.
BAB
II
PEMBAHASAN
MASALAH
A. Pengerian
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif sesuai
dengan fitrah manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan
orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan
rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif,
siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan,
pengalaman, tugas, tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih
berinteraksi-komunikasi-sosialisasikarena koperatif adalah miniature dari hidup
bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing.
Jadi model pembelajaran koperatif
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerjasama saling
membantu mengkontruksikan konsep, menyelesaikan persoalan atau inkuiri. Menurut
teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif), tiap anggota
kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender, karakter),
ada kontrol dan fasilitas, dan meminta tanggung jawab hasil kelompokberupa
laporan atau presentasi.
B.
Kooperatif
tipe student team achievement
division
Pembelajaran model koooperatif tipe STAD
merupakan” salah satu pembelajaran kooperatif yang diterapkan untuk menghadapi
kemampuan siswa yang heterogen. Dimana model ini dipandang sebagai metode yang
paling sederhana dan langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Metode
ini paling awal ditemukan dan dikembangkan oleh para peneliti pendidikan di
John Hopkins Universitas Amerika Serikat dengan menyediakan suatu bentuk
belajar kooperatif.. Di dalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan
kolaborasi dan elaborasi
dengan teman sebaya dalam bentuk
diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan” (Arindawati, 2004: 83 –
84)
Dalam model pembelajaran
ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari
anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari
berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah
satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama,
kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan
pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana.
C.
Komponen-komponen Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
1. Penyajian kelas
Guru menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan
penyajian kelas. Penyajian kelas tersebut mencakup pembukaan, pengembangan dan
latihan terbimbing.
2. Kegiatan kelompok
Siswa mendiskusikan lembar kerja yang diberikan dan
diharapkan saling membantu sesama anggota kelompok untuk memahami bahan
pelajaran dan menyelesaikan permasalahan yang diberikan.
3. Kuis (Quizzes)
Kuis adalah tes yang dikerjakan secara mandiri dengan tujuan
untuk mengetahui keberhasilan siswa setelah belajar kelompok. Hasil tes
digunakan sebagai hasil perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai
perkembangan dan keberhasilan kelompok.
4. Skor kemajuan (perkembangan ) individu
Skor kemajuan individu ini tidak berdasarkan pada skor
mutlak siswa, tetapi berdasarkan pada beberapa jauh skor kuis terkini yang
melampui rata-rata skor siswa yang lalu.
5. Penghargaan kelompok
Penghargaan keompok adalah pemberian predikat kepada
masing-masing kelompok. Predikat ini diperoleh dengan melihat skor kemajuan
kelompok. Skor kemajuan kelompok diperoleh dengan mengumpulkan skor kemajuan
masing-masing kelompok sehingga diperoleh skor rata-rata kelompok.
D. Strategi Mengajar Sejarah dengan pendekatan
Kooperatif tipe STAD
Pembelajaran
IPS-Sejarah tipe STAD biasanya terdiri dari tahapan-tahapan, yang mana guru
memperkenalkan kepada siswa tentang situasi suatu masalah dan di akhiri dengan
penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tahapan tersebut yaitu :
v Tahapan pendahuluan
a. Guru
memberikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan mereka pelajari,
tujuan pembelajaran dan pemberian motivasi agar siswa tertarik pada
materi.
b. Guru
membentuk siswa kedalam kelompok yang sudah direncanakan.
c. Mensosialiasakan
kepada siswa tentang model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar siswa
mengenal dan memahamimya.
d. Guru
memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.
v Tahap pengembangan
a. Guru memberikan konsep atau
keterampilan secara aktif dengan menggunakan alat bantu manipulatif lain.
b. Guru membagikan lembar kerja siswa
(LKS) sebagai bahan diskusi kepada masing-masing kelompok.
c. Siswa diberikan kesempatan untuk
mendiskusiakn LKS bersama kelompoknya.
d. Guru memantau kerja dari tiap
kelompok dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan.
v Tahap Penerapan
a. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada dalam LKS dengan waktu yang di
tentukan, siswa diharapkan bekerja secara individu tetapi tidak menutup
kemungkinan mereka untuk bertukar pikiran dengan anggota yang lainnya.
b. Setelah siswa selesai mengerjakan
soal lember jawaban, kemudian dikumpulkan untuk dinilai.
Contohnya :
i.
Guru
Memberikan informasi serta menjelaskan tentang sejarah latar belakang masuknya
islam ke Indonesia.
ii.
Guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok dengan anggota 4 – 5 orang dalam setiap
kelompok dan masing-masing kelompok membahas mengenai satu kerajaan islam yang
berbeda.
iii.
Guru
mensosialisasikan kepada siswa tentang model pembelajaran yang di dilaksanakan
ini, agar siswa mengenal dan memahaminya.
iv.
Guru
membimbing atau memberikan aspersiasi kepada kelompok-kelompok tersebut agar
untuk mencari tau dan mendiskusikan dengan kelompok lainnya tentang
masing-masing tentang latar belakang masuknya islam di kerajaan tersebut, masa
pemerintahannya, kehidupan politik,ekonomi, dan sosial dsb.
v.
Guru
memberikan gambaran tentang masuknya islam ke indonesia.
vi.
Guru
membagikan ke masing-masing kelompok LKS untuk sebagai bahan diskusi tentang
masuknya Islam ke Indonesia tersebut.
vii.
Guru
Memberikan kesempatan kepada siswanya untuk mendiskusikan tentang masuknya
islam ke Indonesia kepada kelompoknya masing-masing.
viii.
Dan
guru memeberikan kesempatan kepada siswa buat bertanya kepada gurunya, dam
membimbing untuk bertanya apa saja kesulitan mengenai materi tersebut.
ix.
Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan LKS tersebut dengan waktu
yang telah di tentukan.
x.
Setelah
waktunya habis, tahap terakhir LKS tersebut di kumpulkan kepada gurunya untuk
di nilai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
Kooperatif tipe student team achievement
division ini bukan monopoli pelajaran yang bersifat eksak, namun pelajaran yang
mendasarkan diri pada ilmu-ilmu sosial juga dapat disampaikan kepada siswa
dengan menggunakan paradigma.
Pembelajaran
berbasis kooperatif menjadi sangat
penting dalam upaya pembelajaran karena :
- Dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu
masalah.
- Dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu
masalah.
- Dapat memungkinkan guru untuk
lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
- Para siswa lebih aktif
bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi.
- Dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi
temannya, dan menghargai pendapat orang lain.
B.
Saran
Dalam pembuatan malalah ini dengan mengambil
judul pembelajaran sejarah dengan menggunakan
pendekatan Kooperatif tipe
Student Team Achievement Division, kita bisa dengan mudah melakukan
pembelajaran dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi
yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja. Metode ini senantiasa bagus bila betul-betul disiapkan
dengan baik, didukung alat dan media serta memperhatikan batas-batas
kemungkinan penggunaannya. Metode kooperatif ini merupakan suatu pembelajaran
yang sangat bagus di gunakan dalam jenjang pendidikan terutama ilmu pengetahuan
sosial.
Demikian saran-saran dari
saya Sahrul Khair “sarabakawa”