Sabtu, 12 Januari 2013

Tabalong - serta semua kebudayaan kalimantan selatan

Sejarah * 8000 SM : Manusia ras
Austrolomelanesia
mendiami gua-gua di pegunungan Meratus. Fosilnya ditemukan di Gua Babi
di Gunung Batu Buli, Desa Randu, Muara Uya,
Tabalong.
* 2500 SM : Migrasi bangsa Melayu Proto dari Yunan
ke pulau Borneo yang menjadi nenek moyang suku
Dayak (rumpun Ot Danum). * 1500 SM : Migrasi bangsa Melayu Deutero ke pulau
Borneo.
* 400 : Migrasi orang India (Tamil) menyebarkan
agama Hindu ke Kalimantan, bersamaan dengan
migrasi orang Sumatera yang membawa bahasa
Melayu dan mulai tumbuhnya Bahasa Banjar Hulu. * 520 : Munculnya Kerajaan Tanjungpuri di Tanjung,
Tabalong yang didirikan suku Melayu.
* 600 : Suku Dayak Maanyan melakukan migrasi ke
pulau Bangka selanjutnya ke Madagaskar.
* 1200 : Ampu Jatmika mendirikan pemukiman dan
Candi Laras dengan pondasi tiang pancang ulin yang disebut kalang-sunduk di wilayah rawa daerah aliran
sungai Tapin dan menobatkan dirinya sebagai raja
Kerajaan Negara Dipa.
* 1200 : Ampu Jatmika menaklukan penduduk asli
wilayah Banua Lima yaitu lima daerah aliran sungai
(DAS) yaitu Batang Alai, Tabalong, Balangan, Pitap, dan Amandit serta daerah perbukitan (Bukit),
selanjutnya mendirikan Candi Agung di Amuntai
Tengah, Hulu Sungai Utara.
* 1362 : Wilayah Barito, Tabalong dan Sawuku
menjadi daerah taklukan Kerajaan Majapahit.
Hancurnya Kerajaan Nan Sarunai, kerajaan Suku Dayak Maanyan karena serangan Majapahit.
Pangeran Suryanata dari Majapahit berhasil menjadi
raja Negara Dipa.
* 1400 : Masa Kerajaan Negara Daha, Raden
Sekarsungsang menjadi Raja pertama.
* 1526 : Banjarmasih, pemukiman Oloh Masih, dipimpin Patih Masih.
* 1526-1550 : Masa pemerintahan Pangeran
Samudera (Raja I) di Kerajaan Banjar. Setelah
mendapat dukungan Kesultanan Demak untuk lepas
dari Kerajaan Negara Daha.
* 24 September 1526/6 Zulhijjah 932 H : Pangeran Samudera memeluk Islam dan bergelar Sultan
Suriansyah.
* 1550-1570 : Masa pemerintahan Sultan Rahmatullah
(Raja II) di Banjarmasin
* 1570-1620 : Masa pemerintahan Sultan Hidayatullah
(Raja III) di Banjarmasin * 1520-1620 : Masa pemerintahan Sultan
Musta’inbillah (Raja IV) di Banjarmasin hingga 1612.
* 1596 : Belanda merampas 2 jung lada dari
Banjarmasin yang berdagang di Kesultanan Banten.
* 7 Juli 1607 : Ekspedisi Belanda dipimpin Koopman
Gillis Michaelszoon tiba di Banjarmasin. * 1612 : Belanda menembak hancur Banjar Lama
(kampung Keraton) di Kuin]], sehingga ibukota
kerajaan dipindahkan dari Banjarmasin ke
Martapura.
* 1734-1759 : Masa pemerintahan Sultan Tamjidillah I
di Martapura. * 14 Mei 1787 : Pangeran Amir (kakek Antasari)
ditangkap Belanda, selanjutnya diasingkan ke
Srilangka, setelah mengadakan perlawanan
terhadap Belanda dengan 3000 pengikutnya.
* 15 Muharam 1251 H/1825 : Undang Undang Sultan
Adam (UUSA 1825). * 1859 : Sultan Tamjidillah yang disetujui Belanda
sebagai raja Banjar, diturunkan dari tahta dan
diasingkan ke Bogor.
* 11 November 1858 : Pertama kali meletusnya
Perang Banjar, dipimpin Pangeran Antasari.
* 28 April 1859 : Pasukan Antasari menyerang tambang batubara milik Belanda di Pengaron, Banjar.
* 17 Agustus 1860 : Pangeran Antasari mendirikan
Benteng Tabalong.
* 4 Mei 1861 : Pertempuran Paringin antara pasukan
Antasari melawan Belanda.
* 14 Maret 1862 (13 Ramadhan 1278 H) : Pangeran Antasari ditabalkan sebagai Panembahan.
* 1899 : Residen C.A Kroesen memimpin Zuider en
Ooster Afdeeling van Borneo
* 24 Januari 1905 : Sultan Muhammad Seman, putra
Pangeran Antasari gugur melawan Belanda.
* 1915 : Sarekat Islam mendirikan Madrasah Darussalam di Martapura.
* 1919 : Banjarmasin mendapat otonom
pemerintahan menjadi Gemeente Bandjermasin.
* 1923 : National Borneo Congres ke-1
* 29-31 Maret 1924 : National Borneo Congres ke-2,
dihadiri wakil-wakil Perserikatan Dayak dan Sarekat Islam lokal.
* 5 Maret 1930 : Keluarnya ketetapan no. 253 dan
254 tentang berdirinya cabang Muhammadiyah di
Banjarmasin dan Alabio
* 1938 : Wester afdeeling van Borneo, Zuider en
Ooster Afdeeling van Borneo menjadi sebuah propinsi di Hindia Belanda. Gemeente Bandjermasin
ditingkatkan menjadi Stads Gemeente Bandjermasin.
* 25 Desember 1941 : Jepang membom Lapangan
Terbang Ulin
* 21 Januari 1942 : Jepang menembak jatuh pesawat
Catalina-Belanda di sungai Barito perairan Alalak, Barito Kuala,
* 8 Februari 1942 : Jepang memasuki Muara Uya,
Tabalong, Gubernur Haga mengungsi ke Kuala
Kapuas menuju Puruk Cahu, Murung Raya.
* 10 Februari 1942 : Tentara Jepang memasuki
Banjarmasin, sejak 6 Februari 1942 pemerintahan kota sudah vacum.
* Februari 1942 : Dengan persetujuan walikota
Banjarmasin H. Mulder dibentuk Pimpinan
Pemerintahan Civil (PPC) diketuai Mr. Rusbandi,
sebagai pemerintahan sementara.
* 12 Februari 1942 : Tentara Jepang mengeluarkan maklumat kota Bajarmasin dan daerahnya
diserahkan kepada PPC (Pimpinan Pemerintahan
Civil)
* 5 Maret 1942 : A.A Hamidhan menerbitkan surat
kabar Kalimantan Raya
* 18 Maret 1942 : Kiai Pangeran Musa Ardi Kesuma ditunjuk Jepang sebagai Ridzie, penguasa penuh dan
tertinggi pemerintah sipil meliputi wilayah
Banjarmasin, Hulu Sungai dan Kapuas-Barito (Dayak
Besar).
* 17 April 1945 : Rakyat Banjarmasin mulai
diwajibkan memberi hormat dengan membungkukkan badan kepada setiap tentara
Jepang baik yang naik sepeda, mobil dan sebagainya.
* 6 Mei 1945 : Pembentukan TRI pasukan MN 1001,
MKTI (MN=Muhammad Noor)
* 18 Agustus 1945 : Pemerintahan Sukarno-Hatta
menunjuk Ir. H. Pangeran Muhammad Noor sebagai gubernurKalimantan
* 23 Agustus 1945 : Berdirinya organisasi kelaskaran
GEMIRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik
Indonesia) di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
* Agustus 1945 : Berdirinya organisasi kelaskaran
Badan Pemberontak Rakyat Kalimantan di Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
* 23 September 1945 : Berdirinya organisasi
kelaskaran Pasukan Berani Mati di Alabio, Hulu
Sungai Utara.
* November 1945 : Berdirinya organisasi kelaskaran
Laskar Syaifullah di Haruyan, Hulu Sungai Tengah. * 20 November 1945 : Berdirinya organisasi
kelaskaran GERPINDOM (Gerakan Rakyat Pengajar/
Pembela Indonesia Merdeka) di Amuntai, Hulu Sungai
Utara.
* 1945 : Berdirinya organisasi kelaskaran GERPINDOM
(Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka) di Birayang, Hulu Sungai Tengah, Barisan Pelopor Pemberontakan
(BPPKL) di Martapura, Banjar dan Banteng Borneo di
Rantau, Tapin serta Laskar Hasbullah di Martapura,
Pelaihari, Rantau dan Hulu Sungai.
* 7 Desember 1945 : Pertempuran Marabahan di
Barito Kuala. * 21 Desember 1948 : Pertempuran Hawang, Hulu
Sungai Tengah.
* 2 Januari 1949 : Pertempuran di Negara di Hulu
Sungai Selatan (Palagan Nagara).
* 6 Februari : Pertempuran Pagatan di Tanah Bumbu.
* 17 Mei 1949 : Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan oleh Letkol. Hasan
Basry (Pahlawan Nasional).
* 3 Juni 1949 : Pertempuran Serangan Umum Kota
Tanjung di Tabalong.
* 15 April 1949 : Pertempuran Batakan di Tanah Laut.
* 8 Agustus 1949 : Pertempuran Garis Demarkasi di Karang Jawa, Kandangan, Hulu Sungai Selatan.
* 9 November 1949 : Pertempuran di Banjarmasin.
* 23 September 1953 : Wafatnya Ratu Zaleha, putri
Sultan Muhammad Seman, sebelumnya diasingkan di
Cianjur.
* 7 Desember 1956 : Terbentuknya provinsi Kalsel yaitu gabungan dari Kotawaringin, Dayak Besar,
Daerah Banjar dan Federasi Kalimantan Tenggara.
Belakangan Pasir (bagian Federasi Kalimantan
Tenggara) bergabung ke provinsi Kalimantan Timur.
* 23 Mei 1957 : Wilayah Kotawaringin dan Dayak
Besar membentuk provinsi Kalimantan Tengah. * 10 November 1991 : Peresmian Museum Wasaka
oleh Gubernur Kalsel Ir. H. Muhammad Said
* 23 Mei 1997 : Peristiwa Jumat Kelabu di
Banjarmasin, kampanye pemilu yang berakhir
kerusuhan bernuansa SARA (partai)
* 2005 : Terpilihnya H. Rudi Arifin sebagai gubernur untuk masa jabatan 2005-2009 Kondisi Alam Keanekaragaman Hayati * Flora Resmi: Bunga Kasturi (Mangifera casturi)
* Fauna Resmi: Bekantan (Nasalis larvatus) Sumber Daya Alam Kehutanan: Hutan Tetap (139.315 ha), Hutan Produksi
(1.325.024 ha), Hutan Lindung (139.315 ha), Hutan
Konvensi (348.919 ha) Perkebunan: Perkebunan
Negara (229.541 ha) Bahan Galian: batu bara, minyak,
pasir kwarsa, biji besi, dll. Suku Bangsa Kelompok etnik di Kal-Sel menurut Museum Lambung
Mangkurat, antara lain : 1. Banjar Kuala, Banjarmasin sampai Martapura,
2. Banjar Batang Banyu, Margasari sampai Kelua
3. Banjar Pahuluan, Tanjung sampai Pelaihari (luar
Martapura)
4. Suku Barangas di Berangas, Ujung Panti, Lupak,
Aluh Aluh 5. Suku Bakumpai di Bakumpai, Marabahan, Kuripan,
Tabukan
6. Suku Maanyan di Warukin, Pasar Panas, Dayak
Balangan,Dayak Samihim
7. Suku Abal di Kampung Agung sampai Haruai
8. Suku Dusun Deyah di Pangelak, Gunung Riut, Upau 9. Suku Lawangan di , Muara Uya Utara
10. Suku Bukit di Pitap, Haruyan, Hantakan, Loksado,
Piani, Paramasan, Bajuin, Riam Adungan,
Sampanahan, Hampang
11. Suku Madura Madurejo di Pengaron, Mangkauk
12. Suku Jawa Tamban di Purwosari 13. Etnis Parit Pelaihari di Pelaihari
14. Suku Bajau di Kotabaru, Tanjung Batu
15. Suku Bugis di Pagatan
16. Suku Mandar di pulau Laut dan pulau Sebuku (Sumber : Peta alam dan foto kelompok etnik
Kalimantan Selatan, Museum Lambung Mangkurat). Delapan etnik terbanyak di Kal-Sel menurut sensus
2000 (Dalam sensus belum disebutkan beberapa
suku kecil yang merupakan penduduk asli) : 1. Suku Banjar : 2.271.586 jiwa
2. Suku Jawa : 391.030 jiwa
3. Suku Bugis : 73.037 jiwa
4. Suku Madura : 36.334 jiwa
5. Suku Bukit : 35.838 jiwa
6. Suku Mandar : 29.322 jiwa 7. Suku Bakumpai : 20.609 jiwa
8. Suku Sunda : 18.519 jiwa
9. Lainnya : 99.165 jiwa Total penduduk Propinsi Kalsel tahun 2000 :
2.975.440 jiwa
(Badan Pusat Statistik – Sensus Penduduk Tahun
2000) Kelompok etnik berdasarkan urutan keberadaannya
di Kalsel : 1. Austrolo-Melanosoid (sudah punah)
2. Dayak (rumpun Ot Danum)
3. Suku Dayak Bukit
4. Suku Banjar (1526)
5. Suku Bajau, Suku Bugis (1750), Suku Mandar
6. Suku Jawa, Suku Madura 7. Etnis Tionghoa-Indonesia, Etnis Arab-Indonesia
8. Etnis Eropa (1860-1942, sudah punah) Bahasa Daerah 1. Bahasa Melayu Lokal :
1. Bahasa Banjar (bjn)
1. Dialek Banjar Hulu
2. Dialek banjar Kuala
3. Bahasa Barangas)
2. Bahasa Melayu Bukit (bvu) 2. Bahasa Barito
1. Barito barat
1. Barito barat bagian selatan :
1. Bahasa Bakumpai [bkr]
2. Barito timur
1. Barito timur bagian utara : 1. Bahasa Lawangan-Pasir(lbx)
2. Barito timur bagian Tengah-Selatan
1. Bagian Tengah :
1. Bahasa Dusun Deyah [dun]
2. Bagian Selatan :
1. Bahasa Maanyan [mhy] Agama Mayoritas Islam Daftar Kabupaten dan Kota 1. Kabupaten Balangan
2. Kabupaten Banjar
3. Kabupaten Barito Kuala
4. Kabupaten Hulu Sungai Selatan
5. Kabupaten Hulu Sungai Tengah
6. Kabupaten Hulu Sungai Utara 7. Kabupaten Kotabaru
8. Kabupaten Tanah Laut
9. Kabupaten Tabalong
10. Kabupaten Tanah Bumbu
11. Kabupaten Tapin
12. Kota Banjarbaru 13. Kota Banjarmasin Seni Karawitan 1. Gamelan Banjar
2. Musik Panting (suku Banjar)
3. Musik Kangkurung (suku Dayak Bukit)
4. Musik Bumbung
5. Musik Kintung
6. Musik Kangkanong 7. Musik Salung
8. Musik Suling
9. Musik Bambang
10. Musik Masukkiri (suku Bugis) Teater tradisional dan wayang * Mamanda (teater tradisional suku Banjar)
* Lamut (suku Banjar)
* Madihin (suku Banjar)
* Wayang Kulit Banjar (suku Banjar)
* Wayang Gung (wayang orang suku Banjar)
* Balian(suku Dayak Bukit) Tarian Tarian suku Banjar: * Baksa Kambang
* Radap Rahayu
* Kuda Gepang
* Tarian suku Banjar lainnya Tarian suku Dayak Bukit: * Tari Tandik Balian
* Tari Babangsai (tarian ritual, penari wanita)
* Tari Kanjar (tarian ritual, penari pria) Lagu Lagu Daerah suku Banjar: * Ampar-Ampar Pisang
* Sapu Tangan Babuncu Ampat
* Paris Barantai
* Lagu daerah Banjar lainnya Rumah A dat Rumah Adat Suku Banjar disebut Rumah Bubungan
Tinggi
Rumah Adat Suku Dayak Bukit disebut Balai Pakaian Adat Pakaian Pengantin Suku Banjar ada 4 jenis: * Pengantin Bagajah Gamuling Baular Lulut
* Pengantin Baamar Galung Pancar Matahari
* Pengantin Babaju Kun Galung Pacinan
* Pangantin Babaju Kubaya Panjang Pakaian Pemuda Pemudi: * Pakaian Nanang dan Galuh Banjar Pariwisata * Banjarmasin
o Komplek Makam Sultan Suriansyah
o Komplek Makam Pangeran Antasari
o Masjid Sultan Suriansyah
o Pasar Terapung Muara Kuin
o Pasar Terapung Lok Baintan o Festival Nanang dan Galuh Banjar
o Museum Wasaka
o Kubah Surgi Mufti
o Sasirangan
* Banjarbaru
o Museum Lambung Mangkurat * Barito Kuala
o Pulau Kembang
o Pulau Kaget
* Hulu Sungai Selatan
o Loksado (Wisata Alam Pegunungan dan Arung
Jeram, Balian) Peninggalan Sejarah dan Purbakala Peninggalan sejarah dan purbakala : 1. Masjid Sultan Suriansyah di Kuin Utara, Banjarmasin
Utara, Banjarmasin
2. Komplek Makam Sultan Suriansyah di Banjarmasin
Utara, Banjarmasin
3. Komplek Makam Pangeran Antasari di
Banjarmasin Tengah, Banjarmasin 4. Makam Surgi Mu fti di Surgi Mufti,Banjarmasin
Tengah, Banjarmasin
5. Makam Ratu Zaleha di Banjarmasin Tengah,
Banjarmasin
6. Rumah Bubungan Tinggi Teluk Selong Ulu di Teluk
Selong Ulu, Martapura, Banjar 7. Rumah Gajah Baliku Teluk Selong Ulu di Teluk
Selong, Martapura, Banjar.
8. Rumah Balai Bini Teluk Selong Ulu di desa Teluk
Selong Ulu , Martapura, Banjar.
9. Rumah Palimbangan Pasayangan di Pasayangan,
Martapura, Banjar. 10. Makam Datu Ambulung di Martapura, Banjar.
11. Masjid Jami Sungai Batang di Martapura, Banjar
12. Monumen ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan di
Gambut, Banjar
13. Makam Sultan Ad am di Kelurahan Jawa,
Martapura, Banjar 14. Makam Sultan Inayatullah di Kampung Keraton,
Martapura, Banjar
15. Makam Sultan Sulaiman di Karang Intan, Banjar
16. Benteng Tabanio di Tanah Laut
17. Makam Keramat Istana, di Tanah Laut
18. Makam Datu Ingsat di Tanah Laut 19. Candi Laras di Kecamatan Candi Laras Selatan,
Tapin
20. Masjid Almukarromah di Banua Halat Kiri, Tapin
21. Makam Datu Sanggul di Tatakan, Tapin
22. Masjid Gadung Keramat di Tapin
23. Rumah Bubungan Tinggi Lawahan, Tapin 24. Masjid Su’ada di Wasah Hilir, Simpur, Hulu
Sungai Selatan
25. Benteng Gunung Madang, di Sei Madang, Hulu
Sungai Selatan
26. Makam Haji Saadudin di Taniran, di Hulu Sungai
Selatan 27. Makam Datu Patinggi Mandapai di Hulu Sungai
Selatan
28. Makam Tumpang Talu di Hulu Sungai Selatan
29. Gedung Musyawaratutthalibin di Simpur, Hulu
Sungai Selatan
30. Rumah Bubungan Tinggi Tibung di Kandangn, Hulu Sungai Selatan
31. Rumah Bubungan Tinggi Baruh Kambang di
Negara, Daha Selatan, Kandangn, Hulu Sungai Selatan
32. Rumah Bubungan Tinggi Habirau di Daha Selatan,
Hulu Sungai Selatan
33. Rumah Perjuangan di Karang Jawa, Kandangan, Hulu Sungai Selatan
34. Rumah Perjuangan di Durian Rabung, Hulu Sungai
Selatan
35. Rumah Bersejarah di Simpur, Hulu Sungai Selatan
36. Monumen 17 Mei, Niih, di Hulu Sungai Selatan
37. Masjid Keramat Pelajau di Hulu Sungai Tengah 38. Makam 23 Pejuang di Hulu Sungai Tengah
39. Makam Pangeran Kacil di Hulu Sungai Tengah
40. Makam Tumenggung Jayapati di Hulu Sungai
Tengah
41. Candi Agung di Paliwara, Amuntai Tengah, Hulu
Sungai Utara 42. Masjid Tua Sungai Banar di Hulu Sungai Utara
43. Masjid Jami Assuhada di Hulu Sungai Utara
44. Rumah Adat Banjar Bubungan Tinggi di Hulu
Sungai Utara
45. Masjid Basar Pandulangan di Hulu Sungai Utara
46. Masjid Pusaka dan Makam Penghulu Rasyid di Banua Lawas, Tabalong
47. Makam Gusti Buasan di Tabalong
48. Masjid Jami Puain Kanan di Tabalong
49. Goa Babi di Desa Randu, Muara Uya, Tabalong
50. Makam Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari di
Kelua, Tabalong 51. Makam Ratu Intan di Kotabaru
52. Kompleks Makam Raja-raja Kotabaru di Pulau
Laut Utara, Kotabaru
53. Makam Syekh Haji Muhammad Arsyad di Tanah
Bumbu
54. Makam Pangeran Agung di Tanah Bumbu 55. Makam Haji Japeri di Barito Kuala
56. Makam Panglima Wangkang di Marabahan, Barito
Kuala
57. Rumah Bulat (Rumah Joglo Penghulu) di desa
Penghulu, Marabahan, Barito Kuala
58. Rumah Gajah Baliku Penghulu di desa Penghulu, Marabahan, Barito Kuala
59. Makam Datuk Aminin di Barito Kuala

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India