Selasa, 28 Mei 2013

Sang Penguasa - Niccolo Machiavelli (1469-1527)

  •  Pengantar 
Sang Penguasa secara luas dianggap sebagai salah satu buku yang paling berpengaruh dalam politik, khususnya menyangkut pemerolehan, pelestarian, dan penggunaan kekuasaan politik di dunia barat. Pengamatan-pengamatan Machiavelli terus bergema dengan para politikus, mahasiswa dan sarjana. Ketika Machiavelli menulis Sang Penguasa ia tidak bermaksud untuk menyusun sebuah tulisan ilmiah tentang teori politik, namun tulisannya ini disukai oleh keluarga Medici yang berkuasa, yang dirasakan memberikan nasihat tentang bagaimana seorang penguasa dapat memperoleh dan mempertahankan kekuasaan.

Machiavelli membenarkan kekuasaan lewat kekerasan dan bukan lewat hukum. Karenanya, Sang Penguasa tampaknya membenarkan sejumlah tindakan yang dilakukan semata-mata untuk melestarikan kekuasaan.

Ia juga menegaskan bahwa ia tidak akan membicarakan masalah republik, katanya, “Tentang Republik saya tidak akan berbicara sekarang, karena hal ini telah dibicarakan di tempat-tempat lain secara panjang lebar. Di sini saya secara khusus akan membicarakan kekuasaan, dan dengan mengisi kerangka di atas saya akan menjelaskan bagaimana Negara seperti itu harus diperintah dan dipertahankan."
  • Pendahuluan 
Niccolo Machiavelli dilahirkan di Kota Florence di Jazirah Italia pada 1469. Ia dibesarkan dalam keluarga ayahnya yang ahli hukum dan kaya. Ayahnya membantu Machiavelli untuk menikmati pendidikan yang terbaik pada waktu itu di Florence, karena ayahnya menginginkan kelak Machiavelli menjadi seorang teknokrat. Akan tetapi, ibunya mengharapkan Machiavelli menjadi imam atau rohaniawan. Machiavelli sendiri kemudian berkembang menjadi seorang politikus dengan ide-ide yang kongkret, praktis, dan peka terhadap prioritas-prioritas tindakan. Pada usia 25 tahun, ia telah berkecimpung dengan kehidupan politik. Machiavelli pernah menjabat kedudukan tinggi dalam bidang diplomatik, dalam mengatur organisasi ketentraman, serta mengurus korespondensi resmi negaranya. Machiavelli pernah dipenjara dan dibuang karena dianggap sebagai komplotan anti pemerintahan tahun 1513. Setelah dibebaskan kembali ia memencilkan diri di sebuah tanah pertanian di luar kota. Disanalah ia mulai menuangkan ide pikrannya ke dalam bentuk tulisan, Discorsi dan Principe (Sang Pangeran).

Kejadian-kejadian politik pada waktu itu meninggalkan kesan yang mendalam pada Machiavelli, ia menyaksikan runtuhnya kekuasaan keluarga Medici yang sudah memerintah Negara Florence selama beberapa generasi sekitar seratus tahun. Ia juga melihat runtuhnya suatu kekuasaan yang tidak mendapat dukungan dari rakyat biasa.

Sementara itu, Machiavelli melihat sendiri betapa tidak stabilnya kesadaran politik rakyat biasa, karena gampang diombang-ambingkan oleh permainan politik golongan aristokrat, dimana Savoranola juga menjadi anggotanya. Oleh karena itu, ia sadar betapa tidak stabil kekuasaan itu. Padahal stabilitas kekuasaan sangat menentukan pertumbuhan rasa aman dan kultur kerja di negara Florence seperti dialami ketika Lorenzo Agung memerintah selama empat belas tahun Machiavelli menjadi politikus praktis, terlibat sebagai pelaku dalam panggung kekuasaan Republik Florence, dan beberapa kali berperan sebagai diplomat atau pejabat negara. Dengan menjalankan tugas diplomatik sebagai duta negara Florence ke negara-negara tetangga, maka semangat patriotisme Machiavelli semakin menyala-nyala, tidak hanya terbatas pada keamanan dan kesejahteraan Florence tanah airnya, tetapi juga tumbuh menjadi cita-cita baru yaitu berdirinya Negara Italia yang baru sebagai bentuk renaissance dari kekaisaran Romawi.

Pada 1500 Machiavelli bertemu dengan Louis XII Raja Prancis, untuk meminta bantuannya mengalahkan Pisa. Selanjutnya, Machiavelli juga menjalin hubungan baik dengan Paus Julius II. Maximilian (1459-1519) Kaisar Romawi Suci. Raja Ferdinand (1452-1516) dari Spanyol hingga para penguasa Turki. Dari seluruh tokoh yang ditemuinya selama bertugas sebagai Kanselir, yang paling dikagumi Machiavelli adalah Cesare Borgia (1476¬-1507), putra Paus Alexander VI (Machiavelli, 1987: xxii dan Machiavelli, 1997: 25).

Kekaguman pada pangeran dari Valentino tersebut semakin mengental setelah selama empat bulan lebih ia tinggal di istana Morgia, milik Cesare Borgia. Di sana ia menyaksikan dari dekat bagaimana Cesare Borgia menghadapi dan menyelesaikan krisis dan gejolak di negaranya. Cesare juga sering bertukar pikiran dengan Machiavelli, terutama untuk menyatukan Italia. Seluruh percakapan dan pengamatannya terhadap Cesare juga tokoh negarawan lainnya, dicatat secara rinci oleh Machiavelli, dan kemudian dilaporkan dengan diam-diam ke Komisi Sepuluh Republik Firenze. Catatan tersebut kelak menjadi bahan-bahan pokok bagi Il Principe.
Pada saat Republik Firenze runtuh, bangsa Medici dengan batuan pasukan Spanyol secara gemilang kembali merebut tahta kekuasaan Firenze, Desember 1512. Para pengikut Soderini termasuk Machiavelli, kemudian dijebloskan ke penjara 1513. Sebagian yang selamat melarikan diri dari Firenze. Oleh karena bantuan para sahabat yang masih berpengaruh, dia dibebaskan dari hukuman penjara. Namanya direhabilitasi, kemudian ia dipensiunkan pada usia 44 tahun. Ia menghabiskan masa pensiun dan masa kehidupannya dengan berdiam di sebuah perkebunan kecil miliknya di luar Kota Florence, daerah San Cassino.

Selama tinggal di pedesaan itulah muncul pertanyaan-pertanyaan di benak Machiavelli di antaranya, “mengapa kekuasaan mudah runtuh?”. “Bagaimana caranya agar kekuasaan tetap lestari?” saat itu ia sedang dipuncak kegundahannya. Hatinya pedih menyaksikan Italia yang luluh lantak oleh serbuan pasukan asing, dan Firenze yang terus-menerus dilanda perebutan kekuasaan. Namun yang paling membekas di hati Machiavelli adalah kekuasaan Republik Firenze, bentuk Negara yang diidam-idamkannya.

Dengan karya inilah Niccolo Machiavelli dituduh sebagai biang penyebar moral “tujuan menghalalkan cara” (the end justifies the means). Istilah Machiavelli terlanjur dipakai untuk segala pikiran, sikap, dan tindakan kotor, serta kejam dalam politik.

Garis Besar Isi Buku
  •  Pemikiran Politik Machiavelli 
Sang Penguasa adalah buku yang dibuat Niccolo Machiavelli untuk penguasa Florence, Lorenzo De’Medici yang sedang berkuasa pada waktu itu. Buku ini berupa surat yang panjang berisi petunjuk bagaimana menjadi raja yang berkuasa, dan disegani oleh penduduk, serta nasihat-nasihat bagaimana usaha untuk mempertahankan kekuasaan.

Pada dasarnya, menurut Machiavelli seorang raja boleh melakukan apa saja atau dengan kata lain boleh dengan segala cara untuk mendapatkan dan melanggengkan kekuasaan. Pendapat Machiavelli ini bertolak dari kondisi riil tingkah laku politik anggota masyarakat masing-masing negara yang telah diamati oleh Machiavelli.

Tujuan dari semua usaha penguasa itu, adalah mempertahankan stabilitas suatu negara agar negara tetap aman dan apabila ada ancaman baik itu dari dalam maupun dari luar negeri maka diadakan tindakan penyelamatan. Tindakan yang diambil oleh penguasa tidak berdasarkan kepentingan rakyat. Akan tetapi, tergantung dari keadaan dan desakan situasi sosial tanpa mempedulikan apakah tindakan tersebut dinilai baik atau buruk oleh rakyat. Seorang penguasa tidak perlu takut akan kecaman yang timbul karena kekejamannya selama ia dapat mempersatukan dan menjadikan rakyat setia, dan demi keselamatan negara.

Menurut Machiavelli seorang penguasa jauh lebih baik ditakuti oleh rakyatnya daripada dicintai. Dalam usaha menegakkan kekuasaannya seorang penguasa dapat melakukan tindakan yang mengabaikan penilaian moral dari masyarakat, seperti misalnya keluarga dari penguasa sebelumnya harus dimusnahkan semua untuk mencegah terjadinya pemberontakan di kemudian hari. Hal itu harus dilakukan penguasa atas desakan dan tuntutan situasi dalam menguasai suatu wilayah baru agar ancaman terhadap kekuasaan wilayah tersebut lenyap, setelah itu baru menarik simpati rakyat agar mendapatkan dukungan.

Cara lain untuk mengamanan kekuasaannya diwilayah baru adalah penguasa baru harus tinggal di wilayah tersebut, mendirikan koloni-koloni, dan menempatkan pasukan serta infanteri dalam jumlah yang besar. Wilayah baru dapat diperintah oleh penguasa pengganti tanpa adanya pemberontakan walaupun penguasa baru tersebut telah meninggal bila diperintah dengan bersatu dan para bangsawan tetap diberi kekuasaan di wilayah mereka dimana mereka diakui dan dicintai. Jadi tugas penguasa adalah mengamankan kekuasaan yang ada ditangannya agar dapat bertahan dengan langgeng.

Tujuan berpolitik adalah memperkuat dan memperluas kekuasaan. Untuk itu segala usaha yang dapat mensukseskan tujuan dapat dibenarkan. Legitimasi kekuasaan membenarkan segala teknik pemanipulasian supaya dukungan masyarakat terhadap kekuasaan tetap ada. Keagungan seorang penguasa tergantung pada keberhasilannya mengatasi kesulitan dan perlawanan.
Selain itu, untuk melanggengkan kekuasaannya seorang penguasa harus mempunyai hukum dan angkatan perang yang baik. Hukum tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya angkatan perang yang baik. Machiavelli dalam bukunya ini tidak membahas masalah hukum, ia hanya membahas masalah angkatan perang saja. Angkatan perang merupakan landasan seorang penguasa untuk mempertahankan negaranya. Angkatan perang yang dimaksud adalah tentara sendiri bukan tentara bayaran atau tentara bantuan, karena tentara bayaran dan tentara bantuan tidak ada gunanya, mereka tidak disiplin dan tidak setia. Penguasa yang tidak mempunyai tentara sendiri hanya mengandalkan nasib mujur saja, karena tidak mempunyai sarana yang dapat diandalkan untuk mempertahankan negara pada masa-masa sulit. Tentara sendiri adalah tentara yang terdiri dari rakyat atau warga negara atau orang-orang yang dikuasainya. Penguasa harus mempelajari perang dan organisasinya serta cara mendisiplinkan pasukannya.

Seorang penguasa yang bijaksana tidak harus memegang janji apabila akan merugikan diri sendiri dan tidak ada alasan yang mengikat. Seorang penguasa tidak akan kehabisan alasan untuk menutupi tipuannya dan kejahatan seolah-olah baik. Dalam usaha mempertahankan wilayah kekuasaan biasanya penguasa membangun benteng pertahanan, akan tetapi benteng-benteng ini bisa berguna bisa juga tidak tergantung dari keadaan. Benteng dapat bermanfaat dan dapat juga merugikan. Akan tetapi, benteng terbaik adalah menghindari jangan sampai dibenci oleh rakyat. Seorang penguasa yang bijaksana mampu melihat dan membaca situasi yang mengancamnya dan memperkecil bahaya yang dapat ditimbulkannya. Ada tiga macam kebijaksanaan. Pertama, dapat memahami masalahnya sendiri, kedua menghargai pemahaman orang lain, dan yang ketiga tidak memahami masalah sendiri dan tidak menghargai pemahaman orang lain. Dari ketiga hal itu, yang terakhir merupakan sikap yang buruk.

Seorang penguasa juga harus dapat memilih menteri yang baik, yaitu menteri yang memikirkan dan mementingkan urusan penguasa dan negara. Penguasa harus menjalin hubungan yang baik dengan menterinya dan saling mempercayai. Selain itu, penguasa harus menyingkirkan para penjilat yang mengelilinginya dengan cara tidak marah apabila ada orang yang mengatakan hal yang sebenarnya. Darimana pun datangnya nasihat yang bijaksana, tergantung dari kebijaksanaan penguasa, dan kebijaksanaan sang penguasa tidak tergantung pada nasihat yang baik.

· Pertahanan dan Militer

Setelah membahas berbagai tipe kekuasaan, Machiavelli lalu membahas tentang bagaimana suatu negara dapat menyerang wilayah-wilayah lain atau mempertahankan dirinya. Dua dasar yang paling penting bagi setiap negara, baik lama ataupun baru, adalah hukum yang sehat dan pasukan-pasukan militer yang kuat. Seorang penguasa yang mandiri adalah penguasa yang dapat menghadapi musuh manapun dalam medan pertempuran. Namun demikian, seorang penguasa yang hanya mengandalkan perbentengan atau bantuan dari yang lainnya dan hanya bersikap defensif, tidaklah mandiri. Bila seorang penguasa tidak dapat membentuk suatu pasukan yang kuat dan harus mengandalkan yang lainnya untuk pertahanannya, ia harus membentengi kotanya.

Sebuah kota yang dibentengi dengan baik tidak akan menjadi sasaran serangan, dan bila diserang, kebanyakan tentara tak dapat bertahan dalam pengepungan yang berkepanjangan. Namun demikian, dalam suatu pengepungan, seorang penguasa yang bijak akan menjaga moral warga tetap tinggi, sementara menyingkirkan semua pembangkang. Karenanya, selama kota itu dipertahankan dengan baik dan mempunyai cukup pasokan, seorang penguasa yang bijaksana dapat menghadapi pengepungan apapun.

Machiavelli mengambil sikap yang keras terhadap penggunaan pasukan-pasukan sewaan, tentara yang disewa untuk berperang. Ia percaya bahwa tentara sewaan tidak ada gunanya bagi seorang penguasa karena mereka tidak disiplin, pengecut, dan tidak mempunyai loyalitas. Motivasi mereka untuk berperang hanyalah demi uang. Machiavelli menerangkan bahwa Italia lemah karena mengandalkan tentara sewaan.

Pada berbagai tahap kehidupannya, Napoleon I dari Perancis menulis tafsiran yang panjang untuk Sang Penguasa. Setelah kekalahan di Waterloo, tafsiran-tafsiran ini ditemukan di kursi sang kaisar dan diambil oleh militer Prusia.

Analisa

Dalam bukunya Sang Penguasa ini, Niccolo Machiavelli memberikan petunjuk bahwa untuk menjadi seorang penguasa boleh melakukan segala cara. Ia juga memberikan nasihat bagaimana menjadi seorang penguasa yang dapat mempertahankan kelanggengan kekuasaannya dengan mengabaikan penilaian moralitas dan agama. Machiavelli memisahkan antara kekuasaan negara dengan kehidupan beragama dan kepentingan moral. Ia hanya membahas bagaimana mencapai tujuan yaitu kekuasaan apapun caranya.

Pemikiran Machiavelli yang diutarakan dalam bukunya tersebut menimbulkan pro dan kontra dikalangan masarakat luas, terutama yang menyangkut hubungan antara kekuasaan dengan moral agama. Sebagian orang ada yang mengatakan bahwa Machiavelli sebagai guru yang jahat (teacher of evil) yang telah keluar dari moral dan ajaran agama, sehingga tak heran jika ia disebut guru yang jahat. Akan tetapi sebagian lainya mengatakan bahwa ia tak sejahat itu.

· Beberapa bukti terhadap anggapan bahwa Machiavelli adalah orang yang kejam, sadis dan tidak bermoral :

1. Machiavelli berpendapat bahwa ada dua macam kerajaan, yaitu kerajaan warisan dan kerajaan baru. Akan tetapi di antara dua kerajaan tersebut kerajaan barulah sering menimbulkan masalah karena banyak menimbulkan kesan yang buruk seperti untuk menguasai daerah baru, keluarga raja yang dulu berkuasa harus ditumpas habis agar tidak menimbulkan pergolakan .

2. Perlu diadakan tindakan-tindakan yang keras pada rakyat sehingga menimbulkan penderitaan yang besar bagi rakyat itu. Dengan tujuan supaya rakyat tidak melawan kepada penguasa tersebut. Menurut Machiavelli penguasa baru itu haruslah membuat suatu penderitaan yang besar bagi sebagian rakyat.

3. Apabila suatu negara yang baru saja direbut , dan rakyatnya sudah terbiasa hidup bebas dan mengikuti hukum, maka cara yang lebih baik untuk mempertahankan kekuasaan adalah menghancurkan kota itu, karena kalau tidak, maka sang penguasa akan mengalami kesulitan dan bukan tanpa disadari ia akan hancur sendiri.

4. Ada ada dua cara untuk menjadi penguasa di wilayah baru, yaitu melalui kemampuan sendiri dan karena faktor nasib mujur. Dalam usaha sendiri, langkah yang bisa ditempuh adalah menciptakan kerusuhan, membuat negara berontak sehingga ia memperoleh kekuasaan dengan aman dari sebagian negara yang sudah dikuasai penguasa lain. Seperti yang dilakukan Alexander VI terhadap Orisis dan Collona.

5. Dalam hal persekutuan dengan penguasa lain terutama dalam rangka mencapai suatu tujuan, maka sah-sah saja menggunakan tipu muslihat. Tipu muslihat itu dapat dibenarkan untuk melanggengkan jalan menuju kekuasaan.

6. Ketika penguasa menggunakan kekuatan perang asing atau bayaran, maka setelah perang usai maka seharusnya pasukan bayaran itu dibantai habis. Kejahatan itu diperlukan demi keselamatan negara, karena jika ia menampakkan kebaikan, justru akan membahayakan dan membawa kehancuran.

7. Seorang raja tidak perlu bermurah hati untuk membuat dirinya tersohor, kecuali kalau ia mempertaruhkan dirinya, karena jika dilakukan menjadi rakus karena ingin menghindari diri dari kemiskinan, sehingga ia menjadi rakus dan dibenci rakyatnya.

Machiavelli selanjutnya menjelaskan, bahwa sikap kejam raja sangat diperlukan seperti yang dilakukan Cesare Borgia, karena dengan kekejamannya ia menjadikan kerajaan Romagia lebih baik. Dengan usaha memulihkan usaha keamanan dan kekuatan rakyat.

Jika diperhatikan justru ia memiliki sikap belas kasih dari pada orang Florence yang tidak ingin untuk disebutkan, tetapi membiarkan Viktoria dihancurleburkan. Oleh karena itu, raja tidak perlu khawatir terhadap kecaman yang ditimbulkan karena kekejamannya selama ia mempersatukan dan mewujudkan rakyat setia. Di samping ia seorang raja yang memimpin pasukan tidak usah khawatir kalau disebut kejam, karena tanpa sebutan itu tidak akan pernah dapat mempersatukan dan mengatur pasukan selama itu, dengan cara tersebut justru ia semakin ditakuti dan dihormati pasuannya. Dengan demikian seorang raja harus mengandalkan apa yang ada padanya dan bukannya yang ada pada orang lain.

Menurut Machiavelli, bahwa ada dua cara berjuang yaitu melalui hukum dan kekerasan cara pertama bagi manusia dan cara yang kedua adalah cara binatang. Oleh karenanya seorang raja harus bersikap kadang-kadang sebagai manusia dan kadang sebagai binatang, tak ubahnya seperti rubah dan singa. Dalam hal menepati janji, menurut Machiavelli manusia adalah mahluk yang jahanam yang tidak menepati janji, sehingga anda tidak perlu menepati janji pada manusia itu. Kemudian untuk pertahanan negara ia terpaksa bertindak berlawanan dengan kepercayaan orang, belas kasih, kebaikan, dan agama mengetahui bagaimana ia bertindak jahat jika diperlukan. Sementara itu cara untuk menghindari kebencian pada rakyat, maka seorang raja harus menunjuk orang lain untuk melaksanakan tindakan yang kurang menyenangkan rakyat, dan untuk melakukan sendiri pembagian penghargaan kepada rakyat. Sekali lagi penguasa harus tetap menghargai para bangsawan, tetapi tidak membuat dirinya dibenci rakyat.

Dengan demikian bukti-bukti tersebut dapat digolongkan pada penafsiran bahwa Machiavelli digolongkan sebagai orang yang jahat di sebagian orang, yang menilai sisi buruknya saja dari buku Principe II ini, tetapi menurut sebagian orang mengatakan bahwa Machiavelli tidak sejahat itu, didasarkan atas bukti-bukti di dalam buku Principe II, antara lain :

1. Mengenai kekejaman, menurut Machiavelli dapat dilakukan dengan cara yang baik atau tidak baik. Kekejaman itu bisa digunakan dengan baik jika hal tersebut dilakukan sekali, demi keselamatan seseorang atau negara. Oleh karena dengan cara itu kekuasaannya akan bertahan lama. Walaupun penguasa mengalami kesulitan, raja tidak boleh kejam, karena kebijaksanaan yang telah ditunjukkan raja pada rakyatnya. Kebaikan raja tersebut akan dipandang sebagai sesuatu yang tidak tulus atau hanya sebatas lip service.

2. Menurut Machiavelli sebelum melakukan tindakan keras ia menganjurkan pengadilan sipil di tengah propinsi untuk mengadili rakyat yang melanggar hukum. Setiap kota mempunyai perwakilannya di pengadilan tersebut.

3. Penguasa harus memelihara persahabatan dengan rakyat, karena kalau tidak ia tidak mempunyai teman yang dapat memberikan bantuan pada waktu negara dalam keadaan perang.

4. Raja tidak perlu khawatir disebut kejam, karena kekejaman itu diperlukan guna keselamatan negara. Hal itu didasarkan kalau dia berbuat baik justru akan membawa kehancuran. Sementara kalau dia menampakkan kejahatannya justru akan mendatangkan keamanan dan kemakmuran.

5. Negara yang diperintah dengan baik dan raja yang bijaksana selalu berusaha untuk membuat para bangsawan berputus asa, dan berusaha memakmurkan dan membahagiakan rakyatnya. Hal itu merupakan usaha penting yang harus dilakukan seorang raja. Dengan demikian raja tidak perlu khawatir dengan adanya pembangkangan. Rakyat tidak akan membangkang jika rakyat mencintai rajanya.

6. Hal yang membuktikan Machiavelli tidak sejahat yang dibayangkan orang adalah adanya seruan untuk peduli terhadap rakyat, karena kalau raja tidak perduli dengan rakyat maka raja akan dibenci oleh rakyatnya.

7. Selain itu Machiavelli juga menyarankan agar raja memperhatikan dan percaya terhadap orang-orang yang berbakat, dengan memberikan motivasi dan penghargaan terhadap orang itu. Dengan cara ini roda kehidupan akan berjalan dengan tenang, sehingga akan tercipta kemakmuran di tengah-tengah masyarakat. Pada akhirnya Machiavelli menyarankan raja agar membebaskan Italia dari penguasa Barbar. Untuk itu diperlukan pasukan rakyat diseluruh wilayah Italia untuk menghadapi bangsa Barbar. Oleh karena dengan menggunakan fasilitas itu pasukan sendiri akan menjadi lebih baik. Mereka lebih setia dan mudah dipersatukan, dipimpin dan diurus oleh raja. Dengan demikian keadilan akan bisa diwujudkan di wilayah Italia di bawah suatu kepemimpinan. Hal itu diperjuangkan melalui perang, karena harapan hanya dapat diperoleh melalui perang, dan perang itu suci.

Buku ini merupakan anjuran yang diberikan kepada Raja Medici, karena setelah Lorenzo meninggal kekuasaan berpindah ke tangan putranya yaitu Pietro De Medici dan seiring dengan peralihan kekuasaan Florence semakin memudar dan bahkan wilayah ini menjadi suatu wilayah yang tidak stabil. Oleh karena kekuasaan yang tidak normal pada waktu itu, penguasa tidak sekuat pendahulunya. Dari obsesi yang diuraikan Machiavelli disesuaikan dengan pengalamannya sendiri pada masa renaissance.

Obsesi Machiavelli bahwa tujuan politik adalah untuk memperkuat dan memperluas kekuasaan. Segala usaha untuk menyukseskan tujuan itu dapat dibenarkan legitimasi kekuasaan membenarkan segala teknis pemanipulasian dukungan masyarakat terhadap kekuasaan yang ada dan pemisahan antara prinsip, moral, dan etika. Prinsip-prinsip ketatanegaraan didasarkan pada adanya perbedaan antara moral dan tata susila merupakan suatu kemungkinan yang diharapkan, sedangkan ketatanegaraan adalah suatu ketatanegaraan yang dihadapi sehari-hari. Oleh karena itu, politik tidak perlu memperhatikan bidang moral.

Citra Machiavelli dalam pendapat umum bahwa ia merupakan politikus yang telah memisahkan agama dan moral. Politik yang kemudian ia cap sebagai orang yang tidak bermoral. Hal itu hanya didasarkan pada alasan-alasan oleh orang yang mengatakan bahwa ia adalah guru yang jahat. Sang penguasa yang ditulis oleh Machiavelli bertolak dari profil dan pola menajemen kekuasaan Cesare Borgia yang sepantasnya diterapkan untuk kehidupan ketatanegaraan Florence di masa depan. Harapan machiavelli dengan penulisan Principe II yaitu mencari seorang yang diharapkan dapat menjadi penguasa yang sebenarnya. Akan tetapi janganlah terburu-buru untuk menyimpulkan Machiavelli merupakan sosok seorang yang jahat, sehingga citranya menjadi buruk. Menurut penulis bahwa apa yang ditulisnya sesungguhnya ingin memberikan pemikirannya dalam politik ketatanegaraan Italia yang pada waktu itu dalam keadaan tidak stabil banyak penguasa yang korup dan rakus akan duniawi.

Para pakar mengemukakan bahwa penting sekali menjadikan pemikiran Machiavelli sebagai referensi untuk membahas masalah politik yang berhubungan dengan ketatanegaraan. Dengan mempraktekkan teori politiknya oleh negara-negara seperti yang dipimpin oleh Hitler dan Mussolini. Tokoh yang menganut fasisme terbesar abad ini yang sangat dipengaruhi oleh Machiavelli. Para penguasa di negara yang berbentuk demokrasi menerapkan ajaran-ajaran machiavelli tersebut.

· Kesimpulan

Karya Machiavelli merupakan suatu bacaan yang kaya akan nasihat-nasihat dan petunjuk-petunjuk bagi seorang penguasa dalam menjalankan ketatanegaraan. Sebenarnya kekuasaan yang ditulis dalam buku Principe II, merupakan pengalaman-pengalaman dari hasil yang didapatnya pada zaman itu ketika ia hidup dimasa renaissance, dan ia pun mencurahkan pemikiran-pemikirannya melalui sebuah tulisan.

Dengan bukunya Machiavelli mengharapkan dan berusaha mencari seorang pangeran atau bahkan seorang tokoh agama sekalipun yang dapat berperan sebagai seorang penguasa yang dapat mempersatukan Italia dan membawanya kepada kemegahan serta kemakmuran.
Menurut penguasa harus bertopang kepada suatu kekuasaan, yang mana kekuasaan itu harus dipupuk dan dikembangkan kalau memang ingin berhasil dalam memimpin suatu negara. Segala sesuatu yang membuat lemah kekuasaan harus segera dikesampingkan. Menurut Machiavelli, agama atau pemimpin agama yang memperlemah kekuasaan itu atau menggerogoti kekuasaannya maka harus segera pula dikesampingkan, demikian pula dengan ajaran moralitas yang mengajarkan kekuasaan adalah sebuah tindakan yang didasarkan pada perilaku dan tingkah laku penguasa itu sendiri.

Negara akan aman dan bertahan lama, bila penguasanya kuat. Untuk itu, penguasa tidak cukup berwatak pemberani, gagah perkasa apalagi hanya mengandalkan nasib mujur. Ia harus penuh perhitungan dan lihai menggunakan segala kesempatan.

Sebagian besar daftar isi buku Sang Penguasa di antaranya: 1. Berbagai Macam Kerajaan dan Cara Menegakkannya. VI. Wilayah-wilayah Baru yang disebut dengan Kekuatan Senjata dan Kemampuan Sendiri. VIII. Berkuasa dengan Jalan Kekejaman. XII. Organisasi Militer dan Pasukan Tentara. XIV. Kewajiban Raja Terhadap Angkatan Perang. XXI. Bagaimana Seorang Raja Harus Bertindak Untuk Tetap Disegani Rakyat. Secara keseluruhan isi buku tersebut menunjukkan bagaimana seorang penguasa harus bertindak untuk merebut, mempertahankan, dan menghindari hilangnya kekuasaan.

Ajaran tentang penguasa ideal tersebut bersumber dari kisah Achilles, Sang pahlawan dalam legenda Yunani Kuno. Dalam kisah itu diceritakan bagaimana Achilles menjadi raja yang digjaya setelah menimba ilmu perang pada Chiron, mahluk setengah manusia setengah kuda.
Patuh pada hukum dan moral dianggap sebagai keharusan dan cara yang paling terpuji bagi penguasa. Akan tetapi cara ini terbukti seringkali tidak memadai untuk mengatasi masalah/kesulitan. Oleh karena itu, penguasa yang ingin sukses harus melengkapi diri dengan cara licik dan kejam yang biasa dipakai binatang dalam mempertahankan hidupnya, dan sanggup menerapkan cara-cara tersebut dengan tepat. Penguasa tidak boleh menyimpang dari sifat-sifat baik, tetapi jika perlu ia boleh memakai cara licik dan kejam.

Ajaran Machiavelli tersebut sesuai dengan pandangan umum masa Renaissance bahwa manusia dapat menentukan nasibnya sendiri. Seseorang bisa berhasil dalam hidupnya bila mengandalkan virtue (keutamaan), dan tidak lagi berharap pada fortune(kemujuran). Virtue dan Il Principe bisa diartikan sebagai sikap aktif penguasa demi efisiensi politik. Faktor penentu bagi tegak dan kukuhnya kekuasaan adalah kemampuan dan keterampilan penguasa. Penguasa yang baik harus mampu mengelola kemujuran dan menganggap kemujuran tak lebih dari kesempatan (chance).

Penguasa yang mengandalkan virtue lah yang akan membangkitkan kembali masa kejayaan Romawi, dan berkuasa di seluruh wilayah Italia. Inilah cita-cita pokok Machiavelli yang tertuang dalam bab XXVI, bab terakhir Il Principe. Saran untuk Membebaskan Italia dari Tangan Bangsa Barbar. Pemikiran Machiavelli tersebut sebagai sikap jemu terhadap pertengkaran-pertengkaran doktrin. Machiavelli membuka jalan bagi pemikiran kekuasaan yang sekuler. Bagi Machiavelli, politik adalah seni dari kemungkinan. Machiavelli menerima bahwa baik dan jahat merupakan sifat-sifat yang dimiliki semua orang. Seorang penguasa yang berhasil harus merupakan “Sebagian Singa Sebagian Kancil” (Apter, 1996: 76-77).

Machiavelli juga bukan seorang yang Atheis, karena dapat dilihat dari pendapatnya tentang nasib dan takdir, walaupun itu hanya separuh dari perbuatan kita dan separuhnya lagi karena usaha kita sendiri. Selain itu, dilihat dari pendapatnya tentang agama Romawi Kuno yang lebih integratif, dan pendapatnya bahwa agama bermakna bila berguna bagi politik dan kekuasaan (Suhelmi, 2001: 139).

Machiavelli tidak begitu simpati pada gereja kristen, karena banyak kemerosotan-kemerosotan moral yang dilakukan oleh para pendeta yang bertentangan dengan ajaran agama yang mereka anut.Pemikiran Machiavelli yang seperti hal-hal tersebut, membuat masyarakat berasumsi bahwa Machiavelli orang yang menganjurkan berbuat jahat dan mengabaikan nilai-nilai moralitas demi kekuasaan dan kelanggengan kekuasaan. Hanya saja Machiavelli mengeluarkan pendapatnya secara terang-terangan. Jadi pendapat masyarakat itu tidak sepenuhnya benar.

Niccolo Machiavelli menulis buku ini pada tahun 1513 ketika italia terpecah-belah. Dalam konteks semacam itu, penulis dan negarawan yang hidup di Republik Firenze (Florence) di bawah kekuasaan keluarga Medicci itu memusatkan perhatiannya terhadap cara dan sarana untuk meraih dan menegakkan kekuasaan. Banyak masalah mendasar ia geluti, dan tak segan ia mengambil posisi kontroversial, sampai pernah disalah-tafsirkan sebagai amoral.Para penguasa maupun para pengkritik kekuasaan tak pelak akan belajar banyak dari manual politik klasik ini. Il Principe menggariskan cara-cara untuk mempertahankan kekuasaan. Karena buku inilah Machiavelli mendapat julukan Bapak Ilmu Politik Modern.

Pandangan-pandangan yang diuraikan oleh Machiavelli dalam Sang Penguasa mungkin kedengarannya ekstrem. Namun demikian, seluruh kehidupannya dihabiskannya di Firenzi pada saat konflik politik yang berkelanjutan. Karenanya, nilai utama yang ditekankan Machiavelli adalah kebutuhan akan stabilitas dalam wilayah seorang pangeran/penguasa.

Teori-teori yang diungkapkan dalam Sang Penguasa seringkali dipuja sebagai metode-metode cerdik yang dapat digunakan oleh penguasa yang sedang mencari kekuasaan untuk memperoleh takhta, atau oleh seorang penguasa untuk mengukuhkan pemerintahannya. Menurut Machiavelli, kebaikan moral yang terbesar adalah sebuah negara, yang bajik (virtuous) dan stabil, dan tindakan-tindakan untuk melindungi negara, betapapun kejamnya, dapat dibenarkan. Yang sangat penting ialah bahwa ia melakukan segala sesuatu yang perlu untuk mempertahankan kekuasaannya; namun demikian, Machiavelli sangat menganjurkan bahwa terutama sekali, Sang Penguasa tidak boleh dibenci. Ia memberikan sebuah jawaban yang padat tentang apakah seorang penguasa harus ditakuti atau dan dicintai. Ia menyatakan, "…seorang penguasa yang bijaksana harus membangun kekuasaannya berdasarkan apa yang ia sendiri kuasanya dan bukan berdasarkan apa yang orang lain kuasai; ia harus berusaha agar ia tidak dibenci, seperti yang telah dicatat." Ia juga berkata "Yang terbaik ialah ditakuti dan dicintai; namun demikian, bila seseorang tidak dapat dua-duanya, lebih baik ditakuti daripada dicintai.

Wacana pembukaan dari Sang Penguasa mendefinisikan metode-metode pemerintahan yang efektif dalam beberapa bentuk kepenguasaan (misalnya, jabatan yang baru diperoleh vs. keturunan). Machiavelli menjelaskan kepada pembacanya, yang diasumsikan sebagai seorang anggota dari kebangsawanan Firenze, jalan terbaik untuk memperoleh, mempertahankan, dan melindungi sebuah negara. Metode-metode yang digambarkan di dalamnya mencakup pengajaran tentang perang dan kekejaman.

Ajaran Machiavelli misalnya, Sang Penguasa, dalam mempertahankan kekuasaannya, harus berbohong, menipu, menindas haruslah dimengerti bukan sebagai “nasehat politik” dalam pengertian yang umum. Ia adalah sebuah pernyataan faktual bahwa dunia kekuasaan memang tidak semurni dunia mitologi surgawi jaman pra-Renaisans. Dunia kekuasaan, sebagaimana adanya, adalah sebuah dunia yang penuh intrik, kekejian, ambisi, dan ketololan.

Pemikiran Machiavelli seperti ini, dalam konteks jamannya, sangatlah bersifat subversif. Secara implisit ia menolak simbiosis antara pemikiran politik dan ide-ide teologis yang pada jamannya itu menjadi dasar pembenaran bagi kekuasaan tradisional. Para raja dan pangeran bukanlah wakil Tuhan di bumi, bukan pula philosopher-king, seperti kata Plato. Mereka, bagi Machiavelli, adalah pelaku-pelaku politik biasa, yang, karena tuntutan logika kekuasaan, seringkali bertindak jauh dari prinsip-prinsip keadilan dan kejujuran.

Dengan melihat raja dan pangeran pada dasarnya sebagai pelaku politik, maka Machiavelli, mungkin tanpa sepenuhnya sadar, sebenarnya telah memulai sebuah proses besar, yang terus berlanjut hingga akhir abad ke-20 ini, yaitu proses sekularisasi politik. Tentu saja, sebagaimana layaknya setiap pelopor, apa yang ia rintis ini dilakukannya dengan cukup canggung dan samar-samar (karena itu pula ia dapat ditafsirkan ke dalam berbagai versi). Tapi jelas bahwa dalam konteks sejarah pemikiran, analisis politik Machiavelli yang dingin itu merupakan sebuah pertanda dari terjadinya pergeseran paradigmatik dalam memandang politik dan organisasi kekuasaan.

Karya-karya Machiavelli mengakibatkan banyak pihak yang menempatkannya sebagai salah satu pemikir brilian pada masa renaissance, sekaligus figur yang sedikit tragis. Pemikiran Machiavelli berkembang luas pada abad ke-16 dan ke-17 sehingga namanya selalu diasosiasikan penuh liku-liku, kejam, serta dipenuhi keinginan rasional yang destruktif. Tidak ada pemikir yang selalu disalahpahami dari pada Machiavelli. Kesalahpahaman tersebut terutama bersumber pada karyanya yang berjudul The Prince yang memberikan metode untuk mendapatkan dan mengamankan kekuasaan politik. Selain itu, juga terdapat karya lain yang banyak menjadi rujukan yaitu Discourses on the Ten Books of Titus Livy.

Terdapat tiga pandangan berbeda terhadap Machiavelli dilihat dari karya-karyanya. Pandangan pertama, menyatakan bahwa Machiavelli adalah pengajar kejahatan atau paling tidak mengajarkan immoralism dan amoralism. Pandangan ini dikemukakan oleh Leo Strauss (1957) karena melihat ajaran Machiavelli menghindar dari nilai keadilan, kasih sayang, kearifan, serta cinta, dan lebih cenderung mengajarkan kekejaman, kekerasan, ketakutan, dan penindasan.

Pandangan kedua, merupakan aliran yang lebih moderat dipelopori oleh Benedetto Croce (1925) yang melihat Machiavelli sekadar seorang realis atau pragmatis yang melihat tidak digunakannya etika dalam politik. Padangan ketiga yang dipelopori oleh Ernst Cassirer (1946), yang memahami pemikiran Machiavelli sebagai sesuatu yang ilmiah dan cara berpikir seorang scientist. Dapat disebutkan sebagai “Galileo of politics” dalam membedakan antara fakta politik dan nilai moral (between the facts of political life and the values of moral judgment).

Inovasi Machiavelli dalam buku Discourses on Livy dan The Prince adalah memisahkan teori politik dari etika. Hal itu bertolakbelakang dengan tradisi barat yang mempelajari teori politik dan kebijakan sangat erat kaitannya dengan etika seperti pemikiran Aristoteles yang mendefinisikan politik sebagai perluasan dari etika. Dalam pandangan barat, politik kemudian dipahami dalam kerangka benar dan salah, adil dan tidak adil. Ukuran-ukuran moral digunakan untuk mengevaluasi tindakan manusia di lapangan politik. Saat itu, Machiavelli telah menggunakan istilah la stato, yang berasal dari istilah latin status, yang menunjuk pada ada dan berjalannya kekuasaan dalam arti yang memaksa, tidak menggunakan istilah dominium yang lebih menunjuk pada kekuasaan privat.

Ada tiga garis besar yang dibicarakan Machiavelli dalam buku ini. Ia membahas secara lengkap semua ciri kerajaan dan menganalisisnya, mengapa kemudian kerajaan itu menjadi berkembang atau gagal. Lalu dijelaskan mengenai metode yang kerap kali digunakan kerajaan. Dan cara-cara atau praktik-praktik yang digunakan kerajaan dalam mengatur serangan atau mempertahankan diri.

Yang menarik dalam Sang Penguasa ini, bahwa buku ini sebenarnya adalah surat dari Machiavelli yang ditujukan kepada Lorenco de’Medicci (1492-1519), seorang bangsawan yang menjadi penguasa Florence pada saat itu. Di halaman kata-kata pembuka, Machiavelli sengaja mempersembahkan karya yang sudah ia tekuni dan pelajari dalam bentuk buku kecil sebagai tanda kesetiaan terhadap Lorenco de’ Medicci.

Karena buku ini tak lain adalah surat, jadi bahasa yang digunakan Machiavelli lebih pada ungkapan antar personal. Pembicaraan antara si penulis dengan orang yang tertuju sangat kental. Machiavelli selalu menggunakan kata saya dalam penulisaanya. Hal ini tentu saja akan menimbulkan nuansa tersendiri bagi si pembaca yang secara tidak langsung pembaca akan bias memposisikan diri sebagai orang yang ditujukan oleh surat tersebut.

Pendalaman teori karya Machivelli dalam buku ini memang layak diacungi jempol Ia memusatkan telaahnya pada persoalan kerajaan, dengan analisa sintesis, antitesi, kemudian memberikan semacam sintesis. Buku ini memang ditujukan untuk menjadi pegangan para penguasa. Namun perlu ditilik, bahwa Machiavelli adalah seorang negarawan yang menjadi tahanan pada masa Medici. Sejarah hidupnya, Machiavelli menjadi bagian dari pemerintahan dan aktif sebagai utusan diplomatik Florence pada Gonfalonier Piero Soder ini 1494-1512, ,lawan politik keluarga Medici. Dan ketika Medici kembali merebut tahta Florence pada 1512, Machiavelli dicopot dari jabatannya dan dibuang selama setahun. Il Principe sendiri ditulis pada 1513 sekembalinya Machiavelli dari pembuangan.

Dalam hal lain, buku ini ditujukan bagi para penguasa yang ingin mempertahankan kekuasannya dengan meniru pola serta cara pengelolaan kekuasaan yang pernah dipraktikkan oleh pakar-pakar strategi kekuasaan. Buku ini berusaha menunjukkan bahwa praktek kekuasaan yang nyata, tidak berhubungan dengan moralitas. Demikian pandangan Iskandar Samudra atas buku ini.

Perkembangan Peserta Didik Usia 2 - 6 Tahun

A. Perkembangan Fisik

Umur 2-6 tahun adalah anak usia dini (early childhood) atau tahun-tahun prasekolah atau masa menjalani Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), baik formal maupun nonformal. (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengembangan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun.

PAUD diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. PAUD pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), jalur pendidikan nonformal berbentuk taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. PAUD pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.

Beberapa pengaruh penting pada perkembangan fisik :

a. Perubahan Fisik

Pada tahap awal kehidupan, anak laki-laki cenderung memiliki masa otot lebih dibandingkan dengan perempuan.

b. Perkembangan Otak

Otak dan sistem syaraf anak-anak berkembang lebih baik, disertai dengan perkembangan perilaku dan kognitif yang lebih kompleks.

c. Keterampilan Motorik

Hal berikut dalam rangka untuk mengembangkan keterampilan baru : Mengamati perilaku orang lain, Membentuk citra mental dari perilaku itu, Meniru perilaku tersebut, Praktik perilaku, Termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut

d. Kesehatan

Hampir di semua negara, sumber yang paling umum penyebab adalah kecelakaan yang mematikan bagi anak-anak prasekolah adalah mobil, sepeda motor, dan kendaraan lainnya.

B. Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan 7 tahun sebagai tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan simbol lainnya, mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa.

Peneliti John Flavell menyarankan bahwa kemajuan anak prasekolah melalui dua tahap empati atau berbagi perspektif. Khusus anak usia lima tahun, tertarik pada bagaimana pikiran mereka dan pikiran orang lain bekerja.

· Ingatan

Memori adalah kemampuan untuk menyandikan, mempertahankan dan mengingat kembali informasi yang diperoleh dari waktu kewaktu.

· Bahasa

Bahasa merupakan hasil dari kemampuan sorang anak untuk menggunakan dan memaknai simbol-simbol sesuai dengan tingkat penalaran mereka.

Brown berkesimpulan bahwa bahasa berkembang secara bertahap berurutan : ujaran, frasa dengan nada, kalimat sederhana, dan kalimat kompleks.

C. Pengembaga Kepribadian

Tahun-tahun prasekolah erat kaitannya dengan keutamaan pengembangan kepribadian dan sosialisai bagi anak-anak muda.

Menurut Erikson, tugas anak prasekolah adalah untuk mengembangkan otonomi atau arah-diri (usia 1-3 tahun), serta inisiatif atau kemandirian (usia 3-6 tahun)

Menurut Freud, tahun kedua dari masa kanak-kanak adalah tahap perkembangan psikoseksual anak, ketika orang tua menghadapi banyak tantangan baru untuk melatih anak-anak mereka. Teori belajar menyatakan bahwa kepribadia berkembang sebagai hasil dari pengkodisian klasik atau classical conditioning operant, belajar dengan penguatan dan belajar obsrvasional.

D. Hubungan Keluarga

Hubungan keluarga sangat penting untuk perkembangan kesehatan fisik, mental, dan social anak prasekolah.

· Anak

Fungsi orang tua antara lain adalah mengasuh anak dengan baik, seperti halnya guru kepada peserta didiknya. Teknik pengasuhan orang tua tergantung pada standart budaya masyarakat, situasi, dan prilaku anak-anak pada waktu itu.

· Saudara kandung

Saudara adalah kelompok sepermainan (peer group) pertama dan terutama bagi anak-anak di dalam keluarga dan dalam pendampingan utuk pergaulan social.

Penelitian membuktikan bahwa anak-anak yang dibesarkan sendiri di dalam keluarga berpotensi sama untuk berkembang dibandingkan dengan anak-anak yang memiliki saudara kandung, jika dilihat dari perkembangan kepribadian, kecerdasan dan prestasi.

· Keadaan keluarga dan kelas social

Keadaan keluarga secara pasti mempengaruhi perkembangan anak-anak muda. Konsekuensi emosional jangka panjang bagi anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status social ekonomi rendah sangat mungkin memerlukan perhatian yang lebih serius.

Kohn menyimpulkan bahwa kelas social dimana sikap dan prilaku orang tua diturunkan kepada anak-anak, juga mereka memainkan peran dalam pengembagan psikososial anak-anak muda.

E. Teman dan Sahabat Bermain

Persahabatan pertama dibuat ketika anak berusia sekitar 3 tahun. Usia persahabatan menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk belajar bagaimana menangani situasi- memancing kemarahan, berbagi, belajar nilai-nilai dan mempraktikkan prilaku yang lebih matang.

F. Seksualitas

Anak usia 3-6 tahun ditandai dengan tahap perkembangan dengan tahap perkembangan psikoseksual falik. Freud berspekulasi bahwa pada fase tertentu anak-anak secara erotes tertarik pada orang tua yang berlawanan jenis.

DINAMIKA BUDAYA INDONESIA


A.DEFINISI KEBUDAYAAN

Dilihat dari asal usul katanya, kebudayaan berasal dari bahasa sanskekerta, yaitu budhayyah yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budhi atau akal”. Dalam bahasa latin atau yunani kebudayaan berasal dari kata “colere” yang berarti mengolah, mengerjakan, terutama mengolah tanah. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk merubah alam.

Menurut A.L. Kroeber dan C. Kluckhohn, kebudayaan dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe definisi, yaitu kebudayaan sebagai tingkah laku yang dipelajari sampai ke tradisi-tradisi, alat-alat untuk memecahkan masalah, produk/artefak. Ide-ide symbol.

Ahli antropologi E.B.tylor (1874) dalam bukunya “primitive culture” menulis kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut R. Clinton dalam bukunya “the culture background of personality” (1974), kebudayaan ialah konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang unsure pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat tertentu. Koentjaraningrat (1990:180), kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia. 

Menurut Suhandi (1994:6) kebudayaan memiliki cirri-ciri umum, yaitu:
1.Kebudayaan dipelajari
2. Kebudayaan diwariskan atau diteruskan
3.Kebudayaan hidup di dalam masyarakat
4.Kebudayaandikembangkan dan berubah
5. Kebudayaan itu terintegrasi

Sifat dari hakikat kebudayaan menurut Williams dalam Sukanto (1986:16, sebagai berikut:
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dalam kebudayaan manusia.
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.
4. Kebudayaan berisikan aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitasserta tindakan dari kelompok manusia.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

B.UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Menurut Kluckhon, terdapat tujuh unsur :
1.Bahasa
Bahasa berguna untuk interaksi sosial. Bahasa dapat dibedakan atas :
a. Bahasa isyarat
b. Bahasa lisan
c. Bahasa tulisan

2. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan merupakan satu unsur kebudayaan universal yang dapat ditemukan dalam semua kebudayaan dari semua bangsa di dunia.

3. Organisasi Sosial
Dalam tiap masyarakat, kehidupan masyarakat diorganisasi atau diatur oleh adapt istiadat dan aturan aturan mengenai berbagai kesatuandi dalam lingkungan mana ia hidup dan bergaul. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat sebagai suatu kesatuan. Keluarga ini hasil dari perkawinan antar individu. Ada 2 macam aturan perkawinan, yaitu:

Endogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang masih kerabatnya atau kelompoknya atau kampungnya sendiri.

Eksogami ialah kebiasaan masyarakat yang mengharuskan anggotanya kawin dengan orang yang berasal dari luar kerabatnya atau luar kampungnya atau luar kelompoknya.

3. Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Sistem peralatan hidup ialah segala alat-alat yang digunakan manusia dalam kegiatan sehari-hari dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Teknologi menurut Iskandar Alisyahbana (1980:1) : “Teknologi ialah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera dan otak manusia”.

5. Sistem Mata Pencaharian Hidup

Berdasarkan tingkat teknologi yang dipergunakan, sistem ekonomi dapat dibagi atas :
a. Masyarakat pemburu dan peramu Food Gathering Economecs)
b. Pertanian berpindah-pindah atau berladang (primitive farming)
c. Pertanian intensif (intensive farming)
d. Industri (manufacturing)
Pendistribusian hasil produksi dibagi menjadi:
i. Barter atau tukar menukar barang terdapat pada masyarakat pemburu dan peramu.
ii. Redistribusi : barang-barang produksi dikumpulkan oleh seseorang atau sekelompok orang berwenang, kemudian dibagikan lagi. Terdapat pada masyarakat primitive dan masyarakat modern.
iii. Sistem pasar, yaitu proses menjual dan membeli barang di suatu tempat dengan mempergunakan alat tukar uang. Sistem ini diduga mulai timbul pada masyarakat bertani menetap.

6. Sistem Religi
Pada hakikatnya sistem ini sangat kompleks dan berkembang di berbagai tempat di dunia. Unsur pokok religi pada umumnya ialah:
a. Emosi keagamaan atau getaran jiwa yang menyebabkan manusia menjalankan kelakuan religi.
b. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk dunia, alam gaib, hidup, mati, surga dan neraka.
c. Sistem upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan dengan dunia gaib berdasarkan atas sistem kepercayaan tersebut.
d. Kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan dan mengaktifkan religi beserta sistem upacara-upacara keagamaan.
Agama berasal dari bahasa sanksekerta yang artinya tidak kacau balau. Agama menjadi identitas bagi setiap individu; memberi doronganspiritual bagi individu untuk beerperilaku di masyarakat; menjadi arah atau petunjuk tentang makna hidup.

7.Kesenian
Kesenian merupakan unsur kebudayaan universal yang sudah pasti akan didapatkan pada semua kebudayaan semua bangsa yang ada di dunia, baik bangsa yang hidupnya terpencil maupun bangsa yang sudah maju.

C. PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN

Perubahan kebudayaan dapat disebabkan oleh faktor daro dalam (internal) atau faktor dari luar (eksternal) masyarakat itu. Faktor yang berasal dari dalam yaitu :

a. Adanya kejenuhan atau ketidakpuasan individu terhadap sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat.

b. Adanya individu yang menyimpang dari sistem yang berlaku, apabila penyimpangan ini dibiarkan maka akan diikuti oleh individu-individu lainnya sehingga terjadi perubahan.

c. Adanya penemuan-penemuan baru (inovasi) yang diterima oleh masyarakat dan membawa perubahan kebudayaan.

d. Adanya perubahan dalam jumlah dan komposisi penduduk.

Faktor yang berasal dari luar masyarakat diantaranya :

a. Bencana alam; gunung meletus; banjir.

b.Peperangan

c. Kontak dengan masyarakat lain yang berbeda budayanya.

D. KEANEKARAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Asimilasi ialah proses sosial yang timbuljika ada golongan-golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling bergaul langsung secara intensif untuk jangka waktu yang lama sehingga kebudayaan tadi masing-masing berubah sifat khasnya dan juga unsur-unsurnya berubah menjadi unsur-unsur kebucayaan campuran.

Golongan yang tersangkut dalam suatu proses asimilasi ialah suatu golongan mayoritas dan beberapa golongan minoritas. Golongan minoritas itulah yang mengubah sifat khas dari unsur-unsur kebudayaannya dan menyesuaikannya dengan kebudayaan dari golongan mayoritas sedemikian rupa sehingga lambat laun kehilangan kepribadian kebudayaannya, dan masuk kedalam kebudayaan mayoritas.

Manusia Dan Kebudayaan

1. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai

1. Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompokny.

2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia

4. Pembeda manusia dan binatang

5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam pergaulan.

6. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

7. Sebagai modal dasar pembangunan.

2. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan 

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatulingkungan tertentu akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan:
Phisical Environment yaitu lingkungan fisik menunjuk kepada lingkungan natural seperti flora, fauna, iklim dan sebagainya.
Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisanya seperti : norma-norma, adat istiadat dan nilai-nilai.
Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungannya.
Environmental Behaviordan and Process, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan lingkungan dalam hubungan sosial.
Out Carries Produc, Meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah, komunitas dan sebagainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan lainnya yang menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainnya.

3. Proses Dan Perkembangan Kebudayaan 

Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.

Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.

Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.

Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.

Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

4. Problematika Kebudayaan 

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.

5. Perubahan Kebudayaan 

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Adalima penyebab terjadi perubahan kebudayaan yaitu:
Perubahan lingkungan alam
Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

BUDAYA BARAT DAN BUDAYA TIMUR

BUDAYA BARAT 
Seperti yang kita ketahui Budaya Dan masyarakat adalah satu ikatan yang tidak bisa terpisahkan di mana ada sekumpulan masyarat maka di situlah muncul suatu kebiasaan yang di sebut budaya.

Negara kita indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang memilki kebudayaan yang beraneka ragam, tentu kita harus bangga menjadi warga negara indonesia. tetapi bila kebudaayan itu lambat laun makin menghilang ataukah boleh saya katakan tertimpa oleh kebudayaan bangsa lain. Padahal bangsa kita indonesia memiliki hukum islam dan merupakan negara yang berlandaskan islam tetapi dengan adanya kebudayaan barat semakin menggeser posisi aturan islam itu sendiri,

apakah masih pantas kita bangga dengan negara kita.....??? yang dalam konteks negara itu sudah menggunakan budaya bangsa lain.

Tidak dapat di pungkiri bahwa budaya barat yang muncul di tengah-tengah masyarakat indonesia memiliki pengaruh penting tersendiri, baik pengaruh yang berdampak positif maupun pengaruh yang berdampak negatif, mari kita bahas bersamasatu per satu.a

Pengaruh Positif

Kita dapat menimba ilmu dari sisi positif budaya barat tersebut, antara lain:
Budaya barat lebih terbuka dalam segala hal ,
Orang barat memiliki kreatifitas yang tinggi dan mampu bersaing secara sportif,
Orang barat juga mempunyai sifat pekerja keras,
Mereka memiliki sifat toleransi yang tinggi walaupun mereka cenderung lebih individualisme,
Orang barat juga sangat disiplin.
Terjadinya pengenalan nilai mata uang (monetisasi). pengenalan nilai mata uang pada masyarakat Indonesia ini memang bukan suatu hal yang baru, namun pada zaman liberal ini mengalami perkembangannya yang pesat.
pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.
Terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.
budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

Pengaruh Negatif

Segi Politik Ekonomi
System ekonomi sosialis dan kapitalis tidak dapat ditolak oleh Indonesia, sehingga upaya menghilangkan system ekonomi islam hampir berhasil dengan sempurna, penghormatan terhadap hukum riba misalnya, Peng-kreditan dan perpajakan telah di halalkan. Cengkraman perekonomian ini semakin kuat dengan cara damai, Investasi barat dan konsesi ekonomi menjadikan bangsa kita sebagai bangsa terjajah yang berkepanjangan. Dan sentuhan ekonomi kolonialisme dan kapitalisme lambat laun mengacaukan etika kehidupan.
Dominasi ekonomi barat sangatlah kuat, ekonomi syariah yang berabad-abad telah diterapkan mulai terpinggirkan kedaerah pedalaman di desa-desa terpencil. Dan kita pun mulai mencintai produk barat secara damai, tanpa berpikir bahwa kita akan ditelanjangi dari norma-norma dan aqidah islam
pada umumnya kita sendiri lebih suka membeli barang-barang produksi barat dari pada memakai hasil negara kita sendiri. karena bangsa kita umumnya tidak mengerti tentang mutu seni barang, dan hanya melihat kepada kemajuan teknologi dan budaya barat yang saat ini telah mendunia.
System ekonomi kita yang sangat keras, seakan tidak memberikan peluang bagi usaha kecil untuk berkembang. Prinsip ekonomi ini sangat bertentangan dengan prinsip ekonomi islam yang sangat memperhatikan aspek social dan keadilan.

Segi Pergaulan, Sosial, dan Budaya

jauh sebelum masuknya kebudayaan barat di negeri kita, bangsa kita adalah bangsa yang penuh rasa hormat dan norma-norma kesusilaan yang melekat baik dari budaya bangsa kita maupun dari aturan islam.

Tapi sekarang semua itu hanyalah kenangan belaka, pergaulan remaja sekarang telah tercemar dengan masuknya kebudaayan barat di negeri kita, Kita juga tidak dapat berpaling dari kenyataan penjajahan budaya barat, Bahwa bangsa ini selalu demam dengan trend-trend barat yang asusila.

Bila ada seorang remaja yang tidak mengikuti trend itu maka akan di katakan Out of date alias "cupu", padahal trend-trend itu belum tentu tidak melanggar aturan islam dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.

BUDAYA TIMUR

Bangsa timur,
Di dalam Negara Indonesia,kita menganut bangsa ini.Antara bangsa barat dan timur sangatlah jauh berbeda.Dalam setiap bangsa tersebut memiliki ciri-ciri khas yang unik dan beragam.

Dalam hal ini saya akan menjelaskan budaya bangsa timur itu sendiri.

Bangsa timur memiliki rasa toleransi yang tinggi,di dunia bangsa timur dikenal dengan bangsa yang baik dan bersahabat. Bangsa timur identik dengan benua asia yang penduduknya sebagian besar berambut hitam, berkulit sawo matang dan adapula yang berkulit putih, bermata sipit. Sebagian besar cara berpakaian orang timur lebih sopan dan tertutup mungkin karena orang timur kebanyakan memeluk agama islam dan menjunjung tinggi norma-norma yang berlaku. Namun di zaman yang sekarang ini orang timur kebanyakan meniru kebiasaan orang barat.

Mengapa demikian?Seiring dengan perkembangan budaya barat yang pesat secara tidak langsung memberikan dampak tersendiri untuk budaya timur.Pengaruh itu bisa datang dari mana saja.Yang paling mudah kita lihat dalam bidang musik dan perfilman.

2 Bidang tersebut sangat sukses di masa saat ini,banyaknya penggemar yang semakin bertambah secara perlahan mengubah kebudayaan bangsa timur itu sendiri.

Orang-orang mulai mengikuti cara mereka berpakaian,tingkah laku mereka,yang secara tidak langsung menghilangkan kebudayaan bangsa timur itu sendiri. Kebiasaan orang barat yang tidak sesuai atau bertentangan dengan kebiasaan orang timur dapat memengaruhi kejiwaan orang timur itu sendiri.
Kita tidak bisa selalu mengatakan budaya timur itu lebih baik daripada budaya barat , menurut saya situasi dan kondisi berperan sangat penting untuk menentukan berdasarkan budaya mana orang harus menyelesaikan suatu masalah. Kita dituntut untuk memiliki beberapa pertimbangan yang bersifat menyeluruh.

Dan dalam budaya timur itu sendiri terdapat dua jenis bahasa yang digunakan yaitu bahasa halus dan bahasa kasar. Bahasa halus biasanya digunakan untuk berbicara secara formal dan sopan yang ditujukan kepada orang yang lebih tua maupun kepada orang yang memiliki status sosial lebih tinggi, seperti antara karyawan dengan direktur perusahaan. Sedangkan bahasa kasar digunakan untuk berbicara sehari-hari yang lebih bersifat santai. Biasanya digunakan untuk berbicara kepada teman sebaya.

Bangsa timur memiliki adat istiadat yang sang sangat unik. Mereka sangat percaya terhadap hal-hal yang bersifat mistik, ghaib, dan berbau supranatural. Seperti di Indonesia tepatnya di Pulau Bali terdapat suatu upacara yang dikenal “ngaben” yaitu upacara pembakaran mayat yang dianggap merupakan upacara yang membawa kebaikan.

Contoh gambar budaya bali yaiu ngaben;

Didalam budaya timur,tradisi-tradisi yang ada terikat dengan sangat kuat dan sulit untuk dihilangkan.
Dan tidak hanya itu didalam pernikahan budaya timur,laki-laki memegang peranan yang sangat penting.

Menjamin keselamatan,kesejahteraan dalam keluarga tersebut.dan istri bisa bekerja atau bisa mengurus anak sesuai dengan kehendak suaminya.Sebagai seorang pemimpin tanggung jawab laki-laki sangat besar di budaya timur.

Dan dari hal-hal tersebut dapat dijelaskan bahwa budaya timur tidak liberal(bebas) seperti budaya barat.baik dalam berpakaian,adat istiadat,cara berbicara ada aturan-aturan tersendiri.
Dan adapun opini saya mengenai budaya timur itu sendiri adalah:

1.Budaya timur tidak sebebas budaya barat,yang menurut saya ini sangatlah positif, Budaya kita masih mengenal etika sehingga sangat patut untuk dicontoh.

2.Orang-orang budaya timur sangat terikat tradisi atau adat istiadat Mengenai hal ini bisa dikatakan positif atau negative, Mengapa?? menurut saya tak selamanya tradisi yang ada di masa lalu adalah tradisi yang baik,

Misalnya seperti tradisi yang berbau mistis,

Dan maaf jika menyinggung karena saya seorang muslim,ada aturan-aturan dalam agama saya yang melarang hal-hal yang berbau mistis.terlebih lagi tradisi tersebut menurut saya ada yang tidak diperlukan karena tidak adanya manfaat yang diberikan.

3.Dalam segi sosial pun bangsa timur terkenal ramah terhadap orang lain

Ini sangat positif dan merupakan kelebihan yang baik dari bangsa timur itu sendiri.

Karena kebiasaan inilah bangsa timur menjadi bangsa yang dihormati.

SILABUS

SILABUS 

Sekolah : SMP Negeri 1 Muara Uya

Kelas/Semester : VIIIE/1 (Satu)

Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial

Alokasi Waktu : 1X45 Menit

Standar Kompetensi : 1.1 Memahami Proses Kebangkitan Nasional


Muara Uya, 28 Mei 2013

Mengetahui
Kepala Sekolah                                                                                              Guru IPS Terpadu


Drs. Sahrul Khair M.Pd )                                                                                      ( Sahrul Khair )
NIP. 10101988                                                                                                     NIM. A1A110227

Kamis, 23 Mei 2013

Pengertian Sejarah Kontemporer

            Sejarah kontemporer adalah sejarah mutakhir yang jejak-jejak peristiwanya masih relatif dekat dan sejarahnya masih bisa dirasakan kehadirannya oleh kita sekarang. Sejarah kontemporer atau contemporery history dalam bahasa Inggris, atau histoire contemporeine dalam bahasa Perancis merupakan satu istilah untuk menyebutkan satu pembabakan dalam sejarah yang rentang waktu terjadinya tidak terlalu lama dengan masa sekarang, atau masa ketika sejarah itu menjadi satu kajian dalam ilmu sejarah. Hans Rothfels seperti dikutip Notosusanto menyatakan bahwa sejarah kontemporer ialah zaman dari mereka yang hidupnya bersamaan, yakni bersamaan dengan kita baik pembaca maupun sejarawannya, serta penggarapannya secara ilmiah. Dari definisi tersebut, Nugroho Notosusanto menyatakan bahwa batasan sejarah kontemporer itu sejalan dengan manusia yang menggarap dan membacanya.

Ditinjau dari aspek waktu dan juga perolehan sumber, peristiwa yang terjadi pada kurun sejarah kontemporer secara teoretis menjadi kajian yang lebih membuka peluang bagi masyarakat kebanyakan untuk mengkaji dan memperoleh sumber-sumber berkaitan dengan masa tersebut. Hal ini dikarenakan sumber primer berupa keterangan dari pelaku atau saksi sejarah masih ada. Selain itu memori kolektif masyarakat tentang satu peristwa tersebut juga masih sangat kuat, sehingga validitasnya lebih tinggi dibandingkan dengan kurun waktu sejarah lain, seperti sejarah kerajaan-kerajaan Hindu Budha yang memiliki rentang waktu jauh lebih lama. Akan tetapi pada kenyataannya justru kedua hal tersebutlah, yakni rentang waktu yang dekat dan sumber sejarah, yang menjadi permasalahan dasar dalam kajian tentang sejarah kontemporer. Permasalahan utama berkaitan dengan penyusunan sejarah kontemporer adalah kadar subjektivitas yang terkandung dalam sejarah kontemporer lebih besar daripada masa-masa sebelumnya. Hal ini dikarenakan pelaku atau saksi sejarahnya masih ada dan masih memiliki satu implikasi yang dirasakan oleh sebagian masyarakat pada masa ini. Selain itu masih banyak terjadi perbedaan andangan para pelaku sejarah berkaitan dengan satu peristiwa sejarah. Ada pula perbedaan pandangan antara temuan berupa fakta-fakta baru dengan pemahaman masyarakat yang berkembang selama ini. Inilah yang menyebabkan sejarah kontemporer cenderung bersifat kontroversial.

           "Untuk kasus di Indonesia sejarah kontemporer dimulai dari tahun 1945 "Oleh Kuntowijoyo sajarawan UGM Yogyakarta"

Rabu, 22 Mei 2013

KECAMATAN MUARA UYA | Muara Uya

Muara Uya adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Tabalong, provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Muara Uya merupakan kecamatan terluas di Kabupaten Tabalong. Adapun desa-desa yang terdapat di kecamatan Muara Uya ada 14 desa yaitu : Binjai, Kampung Baru, Kupang Nunding, Lumbang, Mangkupum, Palapi, Pasar Batu, Ribang, Salikung, Santu'un, Simpung Layung, Sungai Kumap, Uwie, dan Muara Uya Sendiri sebagai kelurahannya. Luas kecamatan Muara Uya itu sendiri adalah 924,16 km², dengan keadaan alamnya terdiri dari dataran tinggi dan sebagian ada bukit-bukit di bagian utaranya. Dengan jarak ke kota atau Kabupaten kurang lebih 45 km dengan waktu tempuh kurang lebih 1 (satu) jam dan jarak Ke ibu kota Propinsi 245 Km dengan waktu tempuh kurang lebih 5 – 6 jam. Dan jumlah penduduknya 21.692 jiwa di tahun 2010, adapun kepadatan warga kecamatan Muara Uya tersebut 29 jiwa/km². Etnis (Suku) yang ada di kecamatan Muara Uya adalah : Suku Dayak (51,77%), Banjar (47,01 %), Melayu, Jawa dan lainnya.

Senin, 20 Mei 2013

Kerajaan Samudra Pasai


Kerajaan Samudera Pasai merupakan Kerajaan Islam Pertama di Indonesia. pada kesempatan kali ini Kumpulan Sejarah akan berbagi informasi mengenai Sejarah Kerajaaan islam pertama di Indonesia, Samudera pasai. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai,didirikan oleh Sultan Malik Al-saleh dan sekaligus sebagai raja pertama pada abad ke-13. Kerajaan Samudera Pasai terletak di sebelah utara Perlak di daerah Lhok Semawe sekarang (pantai timur Aceh). Sebagai sebuah kerajaan, raja silih berganti memerintah di Samudra Pasai.

A. Pendiri

o Pendiri – Sultan Malik al Saleh (Marah Silu) – Abda ke-13 M

o Bukti-bukti adanya kerjaan :

a. Bertita Marcopolo dari Venesia yang pernah singgah di Sumatra dia menjumpai orang Islam.

b. Adanya batu nisa Malik al Saleh berangka thn 1297 M. Dia adalah raja pertama raja Samudra Pasai yg sebelumnya bernama Marah Silu. Setelah masuk Islam lah dia di beri gelar dan nama Syarif Ekah “Sultan Malik al Saleh”.

B. Letak

o Letak – di Kampong Samudra di tepi sungai pasai Sumatra Utara.

C. Raja-raja Samudra Pasai

Raja-raja samudra Pasai bergelar sultan. Gelar ini diberikan langsung Syekh Syarif Mekah yg waktu itu mengirimkan utusannya utk meng’Islamkan Merah Silu (Malik al saleh). Adapun raja2 yg pernah memerintah ialah :

1. Sultan Malik al Saleh (1292-1297)

2. Sultan al Malikush Zahir (1297-1326)

3. Sultan al Malikus Zahir II (1326-1348)

4. Sultan Zainal Abidin (1340)

5. Sultan Iskandar (1412)

Dari sekian raja2 tsb yg plng bnyk mlkun kegiatan ialah Sultan al Malikus Zahir II, beliau bnyk melakukan kegiatan khususnya ilmu pengetahuan dan membangkang kerajaannya. Beliau adalah s’org raja yg alim dan teguh imannya, menurut Ibnu Batutah dari Maroko yg pernah singgah di Pasai, Sultan Zahir II adalah:

a. Baginda sangat kuat imannya dg bermadzhab Syafii.

b. Sangat rajin mengejarkan agama dg bantuan guru agama.

c. Baginda menjadikan Pasai sbg pusat agama Islam dg kegiatan Ilmu pengetahuan dg madzhab Syafii. Sehingga Pasai menjadi pusat penyebaran agama Islam. Berkat Samudra Pasai daerah Minangkabau, Jambi, Malaka, Jawa dan deirah Indonesia lainnya mulai terpengaruh agama Islam. Bahkan Sampai ke Pattani Thailand.

d. Baginda memiliki armada yg bsr sehingga Pasai menjadi kota Bandar yg dikunjungi pedagang utk memperoleh barang dagangan spt rempah2, emas dll. Merika ada yg berasal dr Gujarat, Cina, Arab, dan Jawa.

e. Dalam pemerintahan beliau menganggat s’org qodil (Pejabat Tinggi). Setelah beliau wafat beliau mengalami kemunduran. Penggantinya yaitu Zainal Abidinm masih terlalu kecil dan belum mampu menjalankan roda pemerintahan. Sehingga pada masa Zainal Abidin inilah Samudra Pasai mengalami kemunduran / ditaklukan oleh kerajaan Siam dan Majapahit.

D. Keruntuhan Samudra Pasai

Pada masa masa Zainal abidin Samudra Pasai didera oleh berbagai sebuan dari pihak luar yg mengakibatkan kerjaan menjadi lemah dan akhirnya runtuh. Adapun sebab2 keruntuhan adalah:

a. Serbuan dari Siam

b. Serangan Majapahit

c. Serbuan dari Nakur (Aceh dalam)

d. Berdirinya Malaka

Kamis, 16 Mei 2013

ASAS ASAS ASEAN – Berikut ini adalah Asas ASEAN, prinsip ASEAN dan Tujuan ASEAN



ASAS ASAS ASEAN
  1. Setiap anggota ASEAN memikul tanggung jawab utama untuk memperkokoh stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan Asia Tenggara.
  2. setiap anggota ASEAN menjamin perdamaian dan kemajuan perekonomian nasional setiap anggota.
  3. setiap anggota ASEAN menjamin stabilitas dan keamanan dalam menghadapi campur tangan pihak luar dalam bentuk apapun.
  4. setiap anggota ASEAN memelihara kepribadian nasional anggotanya sesuai dengan cita-cita dan aspirasi rakyat negara masing-masing.
Prinsip-prinsip utama ASEAN adalah sebagai berikut:
  • Menghormati kemerdekaan, kedaulatan, kesamaan, integritas wilayah nasional, dan identitas nasional setiap negara
  • Hak untuk setiap negara untuk memimpin kehadiran nasional bebas daripada campur tangan, subversif atau koersi pihak luar
  • Tidak mencampuri urusan dalam negeri sesama negara anggota
  • Penyelesaian perbedaan atau perdebatan dengan damai
  • Menolak penggunaan kekuatan yang mematikan
  • Kerjasama efektif antara anggota
TUJUAN TERBENTUKNYA ASEAN
  1. mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan di kawasan Asia Tenggara.
  2. meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan tertib hukum.
  3. meningkatkan kerja sama yang aktif dalam bidang ekonomi, sosial budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi.
  4. saling meberikan bantuan dalam bentuk sarana-sarana latihan dan penelitian.
  5. meningkatkan penggunaan pertanian, industri, perdagangan, jasa, dan meningktakan taraf hidup.
  6. memelihara kerja sama yang erat dan bermanfaat dengan organisasi-organisasi internasioanl dan regional.
PELAKSANAAN KTT ASEAN
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN adalah konferensi puncak antara pemimpin-pemimpin negara anggota ASEAN yang diselenggarakan setiap tahunnya sejak KTT ke-7 tahun 2001.
Sejak dibentuknya ASEAN telah berlangsung 11 kali KTT resmi dan 4 KTT tidak resmi:
  • KTT ke-1 di Bali-Indonesia, tanggal 23-24 Februari 1976
  • KTT ke-2 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 4-5 Agustus 1977
  • KTT ke-3 di Manila-Filipina, tanggal 14-15 Desember 1987
  • KTT ke-4 di Singapura, tanggal 27-29 Januari 1992
  • KTT ke-5 di Bangkok-Thailand, tanggal 14-15 Desember 1995
  • KTT Tidak Resmi ke-1 di Jakarta-Indonesia, tanggal 30 November 1996
  • KTT Tidak Resmi ke-2 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 14-16 Desember 1997
  • KTT ke-6 di Hanoi-Vietnam, tanggal 15-16 Desember 1998
  • KTT Tidak Resmi ke-3 di Manila-Filipina, tanggal 27-28 November 1999
  • KTT Tidak Resmi ke-4 di Singapura, tanggal 22-25 November 2000
  • KTT ke-7 di Bandar Seri Begawan-Brunei Darussalam, tanggal 5-6 November 2001
  • KTT ke-8 di Phnom Penh-Kamboja, tanggal 4-5 November 2002
  • KTT ke-9 di Bali-Indonesia, tanggal 7-8 Oktober 2003
  • KTT ke-10 di Vientiane-Laos, tanggal 29-30 November 2004
  • KTT ke-11 di Kuala Lumpur-Malaysia, tanggal 12-14 Desember 2005
  • KTT ke-12 di Cebu-Filipina, tanggal 11-14 Januari 2007 [1]
  • KTT ke-13 di Singapura, tanggal 18-22 November 2007


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Justin Bieber, Gold Price in India